Fidel Castro Kritik Machiavelisme AS Terhadap Mesir

Pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro, mengeritik pedas machiavelisme AS sehubungan dengan persoalan Mesir, dan menyatakan bahwa sementara Washington memasok senjata untuk pemerintahan di Kairo, sedang USAID menyiapkan dana untuk kaum oposisi di Arab.

Setiap orang, kata Fidel, menyadari bahwa Amerika Serikat telah menjadikan mesir sebagai sekutu utamanya di Arab. “Sebuah kapal perang besar dan kapal selam pembawa nuklir, dikawal oleh kapal perang AS dan Israel, melalui terusan Suez menuju teluk Persia beberapa bulan yang lalu, tanpa satupun media internasional yang mengetahui dan bisa mengakses apa yang terjadi di sana.”

Lebih lanjut, Fidel menambahkan, ketika jutaan pemuda Mesir menganggur dan kekurangan bahan makanan, Washington menyatakan dukungan kepada mereka.

“Dapatkah Amerika Serikat menghentikan gelombang revolusioner yang mengguncang dunia ketiga?” tanya Fidel.

Fidel Menyinggung Bung Karno

Ketika menyinggung soal masa briliyan rakyat Mesir di bawah Gamal Abdul Nasser, Fidel Castro menyebut Bung Karno, pemimpin pembebasan nasional Indonesia, sebagai sekutu penting Mesir dalam gerakan non-blok untuk melawan kolonialisme.

“Ketika perang dunia kedua berakhir, Mesir berada di bawah pemerintahan Gamal Abdul Nasser yang briliyan, yang bersama dengan Jawarhal Nehru, penerus Mahatma Gandhi; Kwame Nkrumah; Ahmed Sekou Toure-pemimpin Afrika yang bersama dengan Soekarno, pemimpin pembebasan nasional Indonesia–menciptakan gerakan non-blok dan memperjuangkan kemerdekaan bagi negara terjajah,” demikian ditulis Fidel dalam refleksinya pada tanggal 3 Februari kemarin.

Sejak kematian Nasser pada 28 September 1970, kata Fidel, Mesir seperti mengalami pukulan telak, sementara AS melanjutkan konspirasi untuk melawan dunia Arab, yang memegang cadangan minyak terbesar di bumi ini.

[post-views]