JAKARTA: Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menilai, setelah 65 tahun kemerdekan, bangsa Indonesia kini sedang berada di ujung tanduk, dipenuhi ketidakpastian, dan ketidakmenentuan yang mengombang-ambingkan masa depan seluruh bangsa Indonesia.
Hal itu diungkapkan Rizal Ramli saat diskusi Renungan Kemerdekaan, di Kantor Komite Bangkit Indonesia, Tebet, Jakarta Selatan, Sore tadi (13/8). Selain Rizal Ramli, sejumlah tokoh bangsa lainnya jugaa hadir di acara renungan ini, diantaranya, KH. Solahuddin Wahid, Romo Magnis Suseno, dan Ketua umum Partai Gerindra, Suhardi.
“Negeri Indonesia adalah negeri yang kaya raya, negeri yang dipenuhi oleh segala macam sumber daya alam. Tapi kenapa kita masih saja terpuruk bahkan akhir-akhir ini rakyat Indoensia yang berjumlah 230 juta jiwa ini hanya dijadikan pasar bagi produk-produk bangsa lain?” ungkap Rizal Ramli.
Senada dengan pernyataan Rizal Ramli, Solahudin Wahid mengungkapkan bahwa Indonesia adalah Negara yang lemah, terutama tatkala Soekarno digulingkan oleh Soeharto. “Negara telah banyak abai terhadap rakyat. Lumpur menyembur, pemerintah diam. Kekerasan atas nama keyakinan terjadi, pemerintah diam. Pendidikan kita tertinggal, pemerintah juga hanya diam saja,” demikian disampaikan oleh Kyai yang akrab disapa Gus Solah ini.
Sementara itu, Frans Magnis Suseno menyoroti banyaknya ketidakberesan dalam kebijakan ekonomi dan politik yang diambil pemerintah. Hal ini tercermin dari fakta masih banyaknya anggota masyarakat yang belum terlindungi dalam menjalankan keyakinannya, serta munculnya banyak kasus korupsi yang muncul secara terus menerus setiap hari. “Setiap orang belum memperoleh jaminanan untuk menjalankan keyakinannya bebas dari rasa takut,” ungkap Romo Magnis.
Butuh Perubahan
“Sekarang ini kita memiliki pemimpin, tetapi tidak ada kepemimpinannya,” Kata Rizal Ramli, sambil mengambil Bung Hatta sebagai simbol pemimpin yang otentik, tipe pemimpin rakyat yang tidak berdiri di atas menara gading kekuasaannya.
Untuk itu, Rizal menegaskan perlunya ‘perubahan’ untuk menjawab persoalan bangsa sekarang ini. “Sekarang, setelah proklamasi kemerdekaan, ayo kita galang kekuatan untuk melakukan perubahan, meneruskan cita-cita kemerdekaan yang sempat tertunda,” ujarnya.
Sementara Romo Magnis mengungkapkan bahwa tidak semua kebijakan pemerintah jelek, tapi banyak langkah-langkah yang di ambil oleh pemerintah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena tidak adanya kejujuran yang dimiliki oleh para pemimpin bangsa. “Bagaimana suatu bangsa dapat maju tanpa kejujuran”, kata Romo Magnis.
Selain ketiga tokoh bangsa di atas, acara renungan ini juga dihadiri oleh aktivis pergerakan, akademisi, dan lain-lain.
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid