Keturunan Arab Jadi Wakil Presiden Venezuela

Di sebuah negeri dimana kemajemukan itu menjadi jati-dirinya, penolakan terhadap minoritas untuk menduduki jabatan politik adalah sebuah ironi besar.

Tetapi tidak begitu dengan Venezuela. Negeri yang dihuni banyak ras dan beragam suku pribumi itu baru saja menunjuk seorang keturunan minoritas sebagai Wakil Presiden.

Tanggal 4 Januari lalu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menunjuk Tareck El Aissami, seorang keturunan Arab Suriah-Lebanon, sebagai Wakil Presiden.

El Aissami, yang lahir 12 November 1974 di  El Vigía, Mérida, Venezuela, memang keturunan Arab. Ayahnya, Zaidan El Amin El Aissami, adalah imigran dari Suriah. Sedangkan ibunya, May Maddah de El Aissami, berasal dari Lebanon.

Keluarga El Aissami adalah pengikut setia partai berhaluan sosialisme-Arab, Partai Ba’ath. Ayah El Aissami memimpin cabang partai Ba’ath di Venezuela di tahun 1980-an. Itu juga yang mempengaruhi corak berpikir El-Aissami yang sosialis.

“Sosialisme itu cinta negara dan kemanusiaan,” ujar El Aissami dalam sebuah wawancara dengan Venezolana de Television (VTV).

Tahun 1992, ketika Chavez dan militer progressif melancarkan kudeta terhadap rezim neoliberal Carlos Andrés Pérez, keluarga El Aissami memberikan sokongan. Ayanya sempat dipenjara karena dukungan politik tersebut.

Begitu kuliah di Universitas Andes (ULA), El Aissami terlibat dalam pergerakan mahasiswa. Dia disebut sebagai aktivis dari sebuah grup mahasiswa kiri, Utopia. Utopia sendiri dianggap punya hubungan dengan organisasi gerilyawan marxis, Fuerzas Bolivarianas de Liberación (FBL).

“Tahun 1996, tahun pertama saya di Universitas, aku disebut mahasiswa progressif karena terlibat dalam demonstrasi menentang privatisasi pendidikan,” kenang El Aissami.

Di tahun 2001, El Aissami menjadi Presiden mahasiswa Universitas Andes (ULA) di Merida. Tahun 2002, ketika Chavez dikudeta oleh sayap kanan, El Aissami mengorganisir mahasiswa kampusnya untuk melawan.

Namun, karir El Aissami cepat melejit. Tahun 2003, dia terpilih sebagai anggota Dewan Nasional (anggota parlemen) mewakili negara bagian Merida. Di tahun 2007, dia ditunjuk sebagai Wakil Menteri Keamanan Rakyat. Kemudian Chavez menunjuknya sebagai Menteri urusan Dalam Negeri dan Hukum di tahun 2008 hingga 2012.

Tahun 2012, dia terpilih sebagai Gubernur di negara bagian Aragua. Dia menempati jabatannya hingga ditunjuk sebagai Wakil Presiden.

Namun, begitu menjabat Wapres, El Aissami dikepung banyak tuduhan negatif. Misalnya, beberapa saat lalu CNN menurunkan laporan yang menuduh El-Issami sebagai “gembong obat-obat terlarang”.

Tidak berhenti di situ, pada 14 Februari lalu, CNN kembali menuding El Aissami sebagai pejabat Venezuela yang memberikan paspor dan ID Venezuela kepada 173 dari Timur Tengah yang diduga terkait kelompok teroris Hezboullah.

Benar atau tidaknya tuduhan itu, entahlah. Tetapi pemerintah Venezuela sudah mati-matian membantahnya.

Yang jelas, dengan penunjukan El Aissami sebagai Wapres, Venezuela sudah memperlihatkan wajah demokratis dan pluralisnya. Itu saja.

Raymond Samuel

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid