Cita-Cita Trisakti Tersungkur Di Awal Pemerintahan Bekerja

Hampir tidak pernah terdengar lagi apa yang menjadi cita-cita besar Jokowi-JK, yakni cita-cita Trisakti dalam membangun Indonesia.

Cita-cita besar “TRISAKTI” Bung Karno, yang menjadi ikon Jokowi-JK dalam berkampanye dan menarik hati rakyat Indonesia untuk memilihnya dalam kampanye pilpres kemarin, seakan hilang seiring dengan lahirnya kebijakan-kebijakan pemerintahan baru yang bertolak belakang dengan apa yang menjadi ruh Trisakti.

Di forum-forum resmi kenegaraan yang dihadiri Presiden Jokowi, baik ditingkat dunia maupun nasional,  sudah jarang sekali kita mendengar kata-kata ‘politik yang mandiri, ekonomi yang berdikari atau budaya yang berkepribadian’. Entahlah, apakah ini menunjukkan bahwa kampanye Tisakti hanyalah menjadi ‘jualan’ bagi Presiden Jokowi.

Malahan, belum genap 100 hari dilantik, Pemerintahan Jokowi-JK sudah menaikan harga BBM dengan alasan subsidi BBM sangat membebani APBN. Sebuah alasan klasik yang juga dipakai oleh pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Belum habis kontroversi dan perdebatan soal kenaikan harga BBM, Presiden Jokowi seolah sangat acuh dengan meninggalnya seorang warga di Makassar, Muhamad Arif (17), saat bersama mahasiswa menolak kenaikan harga BBM.

Ironis memang, seolah kehumanisan Presiden Jokowi memandang-mandang tempat. Manakala mendapatkan panggung untuk menunjukan citra yang pro rakyat, maka dengan cepat beliau akan melakukan blusukan. Akan tetapi, ketika ditanya soal korban yang direpresif oleh aparat kepolisian pada saat menolak kenaikan harga BBM, rasa prihatin justru tidak terucap.

Dalam situasi seperti itu, ketersinggungan secara politik seharusnya dialami oleh partai pengusung Jokowi-JK pada saat pilpres lalu. Terutama PDI Perjuangan. Pertama, sebagai partai politik yang kental dengan trah Sukarno, penyelewengan cita-cita Trisakti oleh Presiden Jokowi harusnya menyulut PDIP minimal memberikan evaluasi kritis kepada Presiden Jokowi. Kedua, sejak pemerintahan SBY berkuasa, PDIP telah mengeluarkan buku putih pengelolaan BBM agar tidak dinaikan harganya. Ironisnya, ketika Jokowi-JK yang menaikkan harga BBM dengan logika yang sama, PDIP seolah mati kutu dan tidak bisa kritis terhadap Jokowi.

Kita harus ingat, Trisakti lahir karena sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk bebas dari kolonial. Trisakti lahir karena Bung Karno dan pendiri bangsa lainnya menginginkan rakyatnya bisa menjadi tuan di negaranya sendiri. Semoga bangsa ini tidak runtuh oleh Trisakti yang terus diselewengkan.

Alif Kamal
Deputi Politik KPP PRD

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid