FAO Memuji Program Pangan Venezuela

Kesuksesan Revolusi Bolivarian, terutama program pangannya, terus mengundang decap kagum banyak pihak. Food and Agriculture Organization (FAO), organisasi PBB yang khusus menangani pangan, tak ketinggalan memberi pujian.

Koordinator program FAO untuk Venezuela, Alfredo Missair, yang langsung menyampaikan pujian itu. Katanya, dalam satu dekade terakhir, Venezuela telah berhasil memberi makanan yang lebih berkualitas bagi rakyat.

“Pemerintahan Hugo Chavez telah membuat beberapa kemajuan penting dalam menurunkan gizi buruk,” katanya.

Dalam sebuah acara di Teatro Principal, Caracas, Missair mengatakan, proyek mempromosikan pertanian lokal, pertanian kota dan pinggiran kota, budidaya perikanan skala kecil, pasar dan supermarket pangan tersubsidi, telah memungkinkan rakyat Venezuela mengakses kebutuhan dasarnya.

FAO, kata Missair, mendukung kebijakan pemerintah Venezuela untuk meningkatkan efisiensi program pangan dan pertanian domestik. Karena itu, FAO akan bekerjasama dengan Kementerian Pangan dan Pertanian Venezuela untuk urusan memantau tanaman pangan dan ketersediaannya, serta distribusi dan penjualan bahan pangan.

Kesuksesan program pangan Venezuela tidak jatuh dari langit. Ini merupakan hasil dari perjuangan jangka panjang, penuh pengorban, tetapi dibekali tekad kuat dan semangat membangun negeri.

Paling awal, sekitar tahun 2001, Chavez meluncurkan program reforma agrarian (land-reform). Targetnya untuk menghilangkan ketimpangan kepemilikan tanah di Venezuela. Untuk diketahui, pada tahun 1998 saat Chavez menang pemilu, 75% tanah dikontrol oleh 5% tuan tanah (latifundios).

Dengan program itu, pemerintah mendistribusikan tanah-tanah menganggur kepada petani atau koperasi. Chavez berfikir, tanah-tanah itu harus diproduktifkan dan dipergunakan untuk menghasilkan bahan makanan.

Lalu muncul program mission Zamora—mengambil nama tokoh pejuang reforma agrarian Venezuela pada tahun 1850-an. Program ini mulai menyasar kepemilikan tanah berlebih di tangan tuan tanah dan korporasi untuk dibagikan ke petani dan koperasi.

Tapi, Chavez berfikir lagi, apa gunanya petani berproduksi kalau tak ada pabrik olahan. Toh, kalau tak ada pabrik dan pasar yang tersedia, hasil produksi itu jatuhnya ke ekspor juga. Chavez tak mau itu terjadi. Maka, dimulai-lah program untuk membangun industri olahan hasil pertanian.

Pada tahun 2003, Chavez juga meluncurkan program “Missio Mercal”. Di sini, pemerintah membangun ribuan toko kelontong yang disubisidi pemerintah. Toko-toko itu menjual daging, ikan, telur, susu, keju, roti, sereal, pasta, nasi, tepung, saus tomat, buah, kopi, margarin, minyak, gula, dan garam. Harganya 39% di bawah harga barang sejenis di Supermarket swasta.

Belum cukup, Chavez meluncurkan lagi program “Producción y Distribución Venezolana de Alimentos” (PDVAL), sebuah jaringan yang mendistribusikan bahan pangan dan kebutuhan rakyat dengan harga murah ke seluruh negeri. Uniknya, program ini disokong oleh perusahaan minyak negara Venezuela (PDVSA).

Rupanya, itupun belum cukup. Chavez yakin, rakyat harus bisa didorong beproduksi. Akhirnya, pada tahun 2003, diluncurkan lagi program “organopónico Bolivar”, yaitu program berkebun dengan pola organik di wilayah perkotaan.

Pertanian organik di kota ini, yang dipelajari dari Kuba, sukses mendongkrak produksi pangan untuk komunitas. Tanah-tanah kosong di kota diubah menjadi kebun sayur-sayuran dan produk pangan lainnya.

Program ini bukan hanya sukses menaikkan produksi pangan, tetapi juga memproduksi udara segar bagi warga kota. Pertanian ini banyak dijalankan oleh komunitas yang terorganisir dalam “Dewan Komunal”.

Raymond Samuel

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid