Benarkah John F Kennedy Setuju Revolusi Kuba?

John F Kennedy, Presiden ke-35 Amerika Serikat, dikenal cukup akrab dengan sejumlah pemimpin progressif dari dunia ketiga. Salah satunya adalah Bung Karno, pemimpin pembebasan nasional Indonesia.

Tetapi hal itu berbeda dengan Kuba. Ketika Kennedy menjadi presiden, AS justru melancarkan serangan terbuka pertamanya terhadap revolusi Kuba. Peristiwa itu dikenang sebagai “serangan teluk babi”. Itu terjadi pada bulan April 1961, hanya tiga bulan setelah Kennedy dilantik menjadi Presiden AS.

Sebuah artikel di koran Inggris, Daily Mail, memperlihatkan semua rencana serangan terhadap Kuba sudah dirancang Presiden AS sebelumnya, Dwight Eisenhower. Termasuk serangan ke Teluk Babi.

Begitu ia masuk dalam kantornya, pejabat CIA segera memberi tahu perihal rencana serangan ini. Dengan persuasive, CIA berusaha menunjukkan bahwa rakyat Kuba sudah sangat muak dengan rejim Castro dan berduyung-duyung untuk mendukung serangan tersebut.

Dengan penuh kekhawatiran, menurut artikel itu, Kennedy menyetujui operasi teluk Babi itu dilanjutkan. Tetapi ia menggaris-bawahi bahwa “mereka harus mengurangi kebisingan”. Ia pun memerintahkan agar invasi dilakukan secara rahasia dan sepenuhnya diserahkan kepada orang Kuba di pengasingan.

Seorang wartawan Perancis, Jean Daniel, yang pernah mewancari John F Kennedy pada tahun 1963, memberikan temuan baru bahwa Presiden AS dari Partai Demokrat itu setuju dengan revolusi Kuba.

“Sampai batas tertentu, seolah-olah Batista adalah inkarnasi dari sebagian dosa Amerika Serikat. Sekarang kita harus membayar semua dosa-dosa mereka. Ini lebih baik dari rejim Batista, saya setuju dengan revolusioner kuba yang pertama. Itu sangat jelas,” kata John F Kennedy dalam wawancaranya dengan Jean  Daniel pada 24 Oktober 1963.

Menurut sebuah artikel yang dipublikasikan di La Isla Desconocida, dan diproduksi ulang oleh Harian Granma, Presiden AS itu mengakui sebulan sebelum kematiannya bahwa tidak ada negara di dunia, termasuk Afrika, juga termasuk setiap dan seluruh negara-negara jajahan, dimana kolonialisasi ekonomi, penghinaan dan eksploitasi berlangsung lebih baru dibanding Kuba. “Sebagian karena kebijakan negeri kami selama rejim Batista,” kata John Kennedy.

Kennedy juga mengatakan: “saya menyetujui proklamasi yang dibuat Fidel Castro di Sierra Maestra, ketika ia dengan benar menyerukan keadilan dan terutama merindukan Kuba terbebas dari korupsi.”

Pada 22 November 1963, hampir sebulan setelah wawancara dengan John F Kennedy, jurnalis Jean Daniel mengunjungi Kuba dan melakukan wawancara dengan pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro.

Jean Daniel juga membawa misi normalisasi hubungan diantara dua negara. Akan tetapi, di tengah-tengah wawancara, keduanya (Fidel Castro dan Jean Daniel) mendengar kabar bahwa John F Kennedy terbunuh di Dallas.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid