Bengkulu, Berdikari Online – Rencana kedatangan Presiden Jokowi ke Bengkulu disambut puluhan petani sawit yang menggelar demontrasi di depan Hotel Adeva Pantai Panjang Kota Bengkulu (18/7). Kendati Jokowi tak jadi datang ke Bengkulu, demontrasi petani sawit ini tetap berlanjut dengan damai.
Ketua Aliansi Petani Kelapa Sawit Provinsi Bengkulu, Edy Masyuri mengatakan bahwa petani menuntut agar pemerintah memberikan sanksi tegas kepada pabrik-pabrik, yang masih bertindak semena-mena, tidak mau mengikuti aturan-aturan yang berlaku. Dalam hal ini mengembalikan cangkang kelapa sawit kepada petani untuk kembali dapat menambah penghasilan petani sawit. Karena dalam kesepakatan antara petani dengan pihak pabrik hanya membeli tandan buah segar kepada pabrik.
“Selama ini, kami para petani kelapa sawit terus dibodohi,” sesalnya.
Blokir Jalan
Sehari sebelumnya (17/8), sejumlah petani sawit melakukan pemblokiran jalan di ruas Seseba, Desa Honbola, Kecamatan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah. Aksi ini dilakukan kelompok tani yang tergabung dalam Koperasi Sawit Widia Sejahtera (KSWS).
Para petani menuntut pembayaran sawit dari PT Sawindo Cemerlang kepada para petani selama 3 (tiga) bulan.
Koordinator aksi , Widya menyampaikan PT Sawindo tidak mempunyai iktikad baik untuk segera menyelesaikan pembayaran kepada 24 anggotanya sehingga aksi ini terpaksa kami lakukan.
Menanggapi maraknya aksi-aksi petani sawit ini, Ketua Umum STN Ahmad Rifai di Jakarta (18/7) menyerukan kepada para petani sawit untuk melakukan perlawanan terhadap perusahaan-perusahan yang merugikan petani.
Perlawanan ini dilakukan dengan cara kaum tani mengkonsolidasikan diri dalam bentuk serikat-serikat dan beraliansi dengan sektor-sektor lainnya untuk memperluas dukungan.
(Rahayu)


