Trio Pemimpin Kiri Amerika Latin: Hugo Chavez, Evo Morales, Dan Rafael Correa

Gelombang sosialisme menyapu Amerika Latin. Tiga pemimpin kiri paling menonjol pun muncul: Hugo Chavez di Venezuela, Evo Morales di Bolivia, dan Rafael Correa di Ekuador.

Mereka mempromosikan dan menerapkan sosialisme abad-21 sesuai kondisi negara masing-masing. Tetapi ada beberapa ciri umum, terlepas perbedaan kondisi politik, ekonomi, dan geografis: ketiga presiden itu terpilih dengan suara mayoritas absolut dan memegang kekuatan mayoritas di parlemen yang memfasilitasi reformasi dan perubahan.

Partai mereka menjadi gerakan massa yang mendukung mereka: Hugo Chavez adalah pemimpin PSUV (Partido Socialista Unido de Venezuela), Evo Morales pimpinan MAS (Movimiento al Socialismo) di Bolivia, dan Rafael Correa memimpin partai Allianza Pais (Patria Altiva y Soberana).

Dalam kepemimpinan politiknya, ketiga pemimpin kiri ini mendorong program sosial, proyek komunitas dan akar-rumput, mobilisasi rakyat dan demokrasi berbasis partisipasi langsung dalam skala massa.

Sosialisme abad-21 Amerika Latin dibangun dari prinsip etika dan moral yang kuat, seperti persaudaraan dan solidaritas. Salah satu ucapan terkenal Hugo Chavez: “Dunia butuh arsitektur moral baru.”

Rafael Correa mengatakan: “sosialisme akan berlanjut. Rakyat Ekuador akan memilih itu. Kami akan menekankan perjuangan untuk keadilan sosial, untuk keadilan regional…dan karya manusia di atas kapital. Tidak ada keraguan bahwa pilihan kami untuk rakyat paling dimiskinkan. Kami di sini karena mereka.”

Sosialisme di Bolivia, Ekuador, dan Venezuela punya semangat patriotik yang kuat, yang diinspirasi oleh pengalaman historis berjuang untuk kemerdekaan dari penjajah Spanyol. Simon Bolivar– El Libertador—menjadi simbol nasional yang umum.

Mengingat pertempuran melawan kolonialis Spanyol paling berakar di bangsa-bangsa Bolivia, Venezuela, dan Ekuador. Khususnya gerakan masyarakat pribumi yang menganggap dirinya sebagai pewaris perjuangan nenek moyang mereka untuk bebas dari eksploitasi dan penindasan Spanyol.

Bukan satu kebetulan bahwa ketiga pemimpin ini punya akar pada masyarakat pribumi. Hugo Chavez, lahir 28 Juli 1954 dari keluarga klas pekerja di Sabaneta, Venezuela, adalah keturunan amerika-indian dan afro-venezuela. Sebagai Presiden, ia meluncurkan banyak program yang melibatkan masyarakat pribumi dalam politik Venezuela. Selain suku-suku kecil yang primitif, penduduk pribumi utama di Venezuela adalah Wayuu di barat, Warao di Delta Orinoco dan Pemon di padang rumput selatan, yang dikenal sebagai La Gran Sabana.

Evo Morales, lahir 26 Oktober 1959 di Isallawi, Bolivia, dari keluarga klas pekerja Aymara. Ketika ia dilantik sebagai Presiden pada tahun 2006, ia mengikuti upacara Aymara di Tiwonaku, di tengah kumpulan ribuan rakyat Aymara, simbol ritual tertinggi.

Aymara hidup lebih 2000 tahun di bagian Andes yang disebut Bolivia saat ini. Ibukota mereka dinamai Tiwanaku, didirikan 1500 sebelum masehi, sekarang menjadi situs arkeologi terkenal. Aymara dan Quechua adalah bahasa resmi di Bolivia selain bahasa Spanyol. 30% penduduk Bolivia berbahasa Quechua, 25% berbahasa Aymara. 2,5 juta Quechua dan 2 juta Aymara tinggal di Bolivia.

Rafael Correa, lahir 6 April 1963 dari keluarga klas pekerja di Guyaquil, Ekuador, tumbuh besar dengan Quechua dan berkomunikasi dengan penduduk pribumi Ekuador dengan bahasa mereka.

Sosialisme di Bolivia, Ekuador, dan Venezuela didasarkan pada warisan kolektivisme masyarakat pribumi. Kepemilikan pribadi tidak dikenal dan dalam beberapa hal pewarisan kekayaan pribadi dilarang. Rakyat pribumi punya cita-cita ideal tentang komunitarianisme.

Banyak sumber daya alam utama dinasionalisasi: minyak, gas dan lithium. Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, sementara posisi Bolivia diperkuat oleh pengetahuan bahwa kekayaan hydrokarbon sangat bernilai tinggi. Bolivia memiliki cadangan gas alam terbesar kedua di Amerika Latin dan punya 5,4 juta ton kubik lithium, yang merupakan 70% cadangan dunia. Ekuador juga telah menasionalisasi cadangan minyak.

Chavez, Morales, dan Correa adalah pemimpin kharismatik yang dikagumi rakyatnya dan dunia. Mereka menginginkan suatu dunia multi-kutub (multi-polar), anti-imperialisme dan anti-kapitalisme. Mereka berhubungan kuat dengan negara Amerika Latin lainnya, Kuba, Tiongkok, Rusia, dan Iran.

Kekuatan Amerika Latin adalah pendirian unifikasi. Chavez, Morales dan Correa adalah pemimpin utama ALBA (Aliansi Bolivarian untuk Rakyat Amerika Latin), UNASUR (Uni Negara Amerika Selatan) dan CELAC yang baru dibuat (Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia). Amerika Latin punya mata uang sendiri, SUCRE, dan punya bank regional yang disebut BANCO DEL SUR.

OLIVIA KROTH

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid