Mahasiswa Dan Rakyat Di Makassar Bersolidaritas Untuk Rakyat Bima

Meski hujan terus mengguyur kota Makassar siang (26/12) tadi, tapi ratusan mahasiswa dari berbagai kampus tetap turun ke jalan dalam aksi solidaritas untuk perjuangan rakyat Bima. Mereka bernaung di bawah payung Front Rakyat Menggugat (FRM).

Mahasiswa memulai aksinya di kampus masing-masing. Lalu, menjelang siang hari, mahasiswa mulai berkumpul di depan Monumen Mandala Makassar. Perwakilan dari berbagai organisasi menyampaikan orasi-orasi politik.

“Kejadian di Bima adalah ekspresi dari neokolonialisme. Di sana, sebuah perusahaan asing, yakni PT. Sumber Mineral Nusantara, yang sebagian besar sahamnya dikusai Australia, berusaha merampas tanah rakyat,” ujar Arham Tawarrang, aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND).

Sejumlah mahasiswa asal Bima yang sedang kuliah di Makassar juga menyampaikan kecaman terhadap kekerasan polisi di kampung halamannya. Gende, aktivis mahasiswa Unismuh yang juga berasal dari Bima, mengutarakan bagaimana ekspresi neokolonialisme terjadi di kampung halamannya.

“Bupati Bima mengeluarkan Ijin Usaha Pertambangan kepada perusahaan tambang asing. Itu tanpa konsultasi dengan rakyat setempat. Padahal, ijin eksplorasi itu akan mencaplok tanah milik rakyat dan menciptakan kerusakan ekologi,” ungkapnya.

Nurjaya Iksan Juri, salah seorang mahasiswa asal Bima lainnya, mengajak organisasi-organisasi gerakan rakyat untuk merapatkan barisan perlawanan untuk menentang segala bentuk neokolonialisme.

Setelah menggelar orasi-orasi politik di depan monumen mandala, ratusan mahasiswa ini pun bergerak menuju Fly-over Makassar. Di sepanjang jalan, mahasiswa meneriakkan yel-yel kecaman terhadap kebrutalan polisi.

Mahasiswa juga meneriakkan tuntutan agar Kapolri, Kapolda NTB, Kapolres Bima, Kapolsek Lambu, dan Kapolsek Sape segera mengundurkan diri. Hal itu, kata mahasiswa, sebagai bentuk pertanggung-jawaban atas kekerasaan saat pembubaran aksi pendudukan rakyat Bima di Pelabuhan Sape.

Sayang, dalam perjalanan menuju titik aksi tersebut, sejumlah kelompok anarkis telah membuat aksi tidak simpatik. Mereka melakukan pengrusakan terhadap sejumlah pos polisi dan Traffic light.

GITA INDAH

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid