8 Fakta Menarik Revolusi Sandinista di Nikaragua

Revolusi Sandinista, yang tahun ini berumur 40 tahun, merupakan salah satu revolusi paling menggemparkan dunia. Ini adalah revolusi terakhir di penghujung abad ke-20 dan revolusi terakhir yang menang lewat perjuangan bersenjata. Selain itu, revolusi Sandinista menang di tengah dunia yang sedang pasang kanan.

Meski diganggu oleh imperialisme Amerika Serikat, revolusi Sandinista berhasil meletakkan dasar bagi kemajuan Nikaragua lewat capaian pendidikan, kesehatan dan reforma agraria.

Berikut ini 8 fakta tentang Revolusi Sandinista;

  1. FSLN Didirikan Di Honduras

Partai yang paling memainkan peranan dalam revolusi Sandinista, yaitu Front Pembebasan Nasional Sandinista (FSLN), didirikan di luar negeri. Tepatnya di Honduras, tetangga Nikaragua.

Para pendiri FSLN, seperti Carlos Fonseca, Tomas Borge dan Silvia Mayorga, sedang berada di luar negeri ketika partai ini berdiri. Fonseca yang paling terakhir diusir oleh diktator Somoza.

Ironisnya, setelah revolusi menang, Honduras justru menjadi basis utama bagi gerakan kontra-revolusi.

  • Andil Palestina

Siapa sangka, Palestina punya andil besar dalam kemenangan revolusi Sandinista. Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang didirikan tahun 1964 oleh Yasser Arafat, rajin menyuplai senjata dan memberi pelatihan militer kepada gerilyawan Sandinista (FSLN).

Sebaliknya, Israel menjadi sekutu utama rezim diktator Somoza.

Setelah Sandinista memenangkan revolusi, PLO merupakan yang pertama membuka kantor di Nikaragua. Yasser Arafat juga langsung mengunjungi Nikaragua. Di sana dia berujar, “menuju Yerussalem lewat Managua.”

  • AS dan Dana Narkoba

Aksi kontra-revolusi yang brutal, yang dilakukan oleh gerilyawan Kontra, didanai oleh Amerika Serikat lewat bisnis narkoba. Padahal, Kontra adalah organisasi paramiliter sayap kanan yang terkenal sangat kejam dan brutal. Mereka tak segan menggunakan perkosaan dan penyiksaan sebagai senjata perang.

Belakangan, Kongres AS meradang karena hal ini. Kongres kemudian mengeluarkan larangan kepada Presiden AS untuk mendanai Kontra karena kekejaman mereka.

  • Kekejaman Kontra-Revolusi

Dukungan pembiayaan AS terhadap gerilyawan Kontra mendatangkan bencana kemanusiaan terhadap Nikaragua. Negeri yang baru revolusi ini diseret dalam perang saudara.

Hitungan-hitungan kasar memperkirakan kerugian Nikaragua akibat aksi kontra-revolusi itu ditaksir 17 miliar dollar AS. Dan sedikitnya 30 ribu rakyat Nikaragua menjadi korban kekejama perang gerilyawan Kontra.

CIA punya andil besar dalam memasok pendanaan, senjata dan melatih gerilyawan Kontra. Tak hanya itu, CIA juga memasuk data dan daftar orang-orang yang diterget untuk dibunuh.

  • Andil Gerakan Buruh dan Petani

Meski strategi utama revolusi adalah perjuangan bersenjata yang dilakukan oleh Sandinista, tetapi dukungan gerakan sipil—khususnya buruh dan petani—turut menentukan kemenangan revolusi.

Aksi pemogokan umum, yang dilakukan oleh pekerja dan masyarakat umum, berhasil menekan diktator Somoza. Sedangkan petani memainkan peran petani dalam memperjuangkan reforma agraria di pedesaan.

  • Keterlibatan Perempuan

Perempuan memainkan peranan besar dalam revolusi Sandinista. Tidak hanya di garis belakang, sebagai tenaga medis, pendidik, dan penyuplai logistik, tetapi juga turut bertempur di garis depan.

Sebanyak 30 persen kombatan Sandinista adalah perempuan. Salah satu pendiri FSLN, Silvia Mayorga, adalah perempuan. Kemudian ada organisasi perempuan, Asosiasi Perempuan Nikaragua Luisa Amanda Espinoza (AMNLAE). Slogan organisasi ini: “tidak ada revolusi tanpa emansipasi perempuan; dan tidak ada emansipasi perempuan tanpa revolusi.”

  • Kontribusi Teologi Pembebasan

Teologi pembebasan, yang memang berkembang pesat di Amerika latin, berusaha menegaskan bahwa tugas suci gereja adalah menolong dan membela kaum miskin. Teologi ini berkontribusi besar dalam kemenangan revolusi Sandinista.

Salah satu tokoh penting revolusi, Miguel d’Escoto Brockmann, adalah seorang penganut teologi pembebasan. Dia juga anggota gerilyawan Sandinista.

Dalam revolusi Sandinista, para imam tidak hanya mengeritik kejahatan dan pelanggaran HAM oleh rezim Somoza. Tetapi juga mengajarkan marxisme kapada anak muda katolik. Mereka juga yang mendidik anak-anak muda itu menjadi gerilyawan Sandinista.

  • Pencapaian Luar Biasa

Sandinista berhasil menggulingkan rezim Somoza pada 19 Juli 1979. Tak lama setelah revolusi, Sandinista memulai kampanye pemberantasan buta-huruf.

Ratusan ribu relawan, yang sebagian besar perempuan muda, rela diterjunkan ke pelosok Negeri untuk mengajari saudara-saudari mereka membaca dan menulis. Terkadang, mereka menjadi objek teror dan kekejaman gerilyawan Kontra.

Tetapi perjuangan mereka menakjubkan. Dalam waktu singkat, Nikaragua berhasil memerangi buta-huruf dari 50,36 persen menjadi 12,94 persen.

Selain pendidikan, setelah revolusi, Sandinista juga merombak sistem kesehatan Nikaragua agar bisa diakses oleh rakyat miskin dan mereka yang tinggal di daerah terpencil.

Selain itu, pemerintahan Sandinista juga mendorong reforma agraria untuk menata pemilikan, pengusaaan dan pemanfaatan tanah di Nikaragua agar berkeadilan.

Raymond Samuel

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid