Tentara Amerika Serikat Kembali menjarah minyak Suriah dari ladang minyak Al-Jazeera dan membawanya melalui jalur perbatasan ilegal al-Walid menuju Irak. Selama pendudukan dengan dalih “perang melawan terorisme” tentara AS sudah berulangkali melakukan penjarahan atas kekayaan Suriah.
Kantor berita SANA melaporkan (15/7), setidaknya 120 alat angkut termasuk tanki minyak dan kendaraan militer yang mengawal penjarahan tersebut. Arak-arakan tersebut dikawal oleh kelompok yang menamakan diri Tentara Demokratik Suriah, sebuah kelompok ilegal yang dibiayai dan disponsori oleh Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk semakin seringnya perampasan kekayaan Suriah yang dilakukan AS. Pemerintah setempat menuntut Amerika Serikat agar membayarkan kompensasi kepada rakyat Suriah.
Sebelumnya, pada bulan April 2023 dilaporkan 32 tanker minyak telah dibawa keluar dari Suriah lewat titik perbatasan yang sama. Sementara pada tanggal 28 Maret dilaporkan terdapat 80 tanker minyak yang dibawa tentara AS menuju utara Irak.
Menurut data resmi, Suriah mengalami total kerugian sekitar 111 miliar dolar dari tindakan penjarahan yang dilakukan AS dan kelompok-kelompok milisi bentukannya.
Tentara AS yang dikirim ke Suriah saat bangkitnya ISIS tahun 2015 belum juga meninggalkan negeri itu meskipun sudah mendeklarasikan kemenangan atas kelompok teroris di tahun 2019. Sebaliknya, AS justru mendirikan basis militer ilegal di al-Tanf, provinsi Homs, serta ditengarai melatih dan menyediakan senjata bagi kekuatan anti-pemerintah. (dom)


