Pengacara dan bakal calon presiden Amerika Serikat, Robert F. Kennedy Jr. (RFK Jr.) merespon keputusan Presiden Joe Biden untuk memberangkatkan 3,000 pasukan cadangan Amerika Serikat ke Eropa.
Lewat akun Twitter @RobertKennedyJr (15/7) Kennedy menyebutkan, “Presiden Biden baru memanggil 3,000 tentara cadangan untuk memperkuat pasukan AS di Eropa sebagai bagian dari “Operasi Penyelesaian Atlantik”. Saya ingin masyarakat memahami, apa arti dari mobilisasi pasukan ini. Ini artinya mempersiapkan perang langsung (ground war) dengan Rusia”.
Ponakan dari mantan Presiden John F. Kennedy ini menjadi pengkritik keras berbagai kebijakan dalam dan luar negeri pemerintahan AS, termasuk dalam persoalan konflik Rusia-Ukraina. Bagi RFK Jr. peningkatan eskalasi perang di Ukraina oleh AS merupakan kepentingan komplek industri militer atau kalangan yang berhubungan dengan bisnis peralatan militer.
Sebelumnya juga RFK Jr. mengecam keras invasi militer AS ke Irak tahun 2003 dan mengkritik perusakan lingkungan hidup yang dilakukan militer AS di Puerte Riko.
Terhadap penyelesaian masalah konflik Rusia-Ukraina, RFK Jr. mengusulkan agar masing-masing pihak kembali kepada Persetujuan Minsk tahun 2014. Ia setuju agar daerah Donbass (yang sebagian besar diduduki pasukan Rusia sekarang) tetap menjadi bagian dari Ukraina tapi dengan hak otonomi khusus serta dijaga oleh pasukan perdamaian PBB. Ia meyakini telah terjadi kekejaman oleh pemerintahan Kiev terhadap penduduk Donbass yang mayoritas beretnis Rusia sejak tahun 2014.
Rober F. Kennedy Jr. maju sebagai bakal calon presiden AS dan akan bersaing dengan Joe Biden untuk nominasi calon dari Partai Demokrat. Pandangan-pandangannya yang tergolong radikal progresif terhadap berbagai isu menjadi daya tarik tersendiri dalam Pilpres AS 2024 mendatang. (dom)


