Bendera Al-Qaeda Berkibar Di Libya

Bendera hitam milik kelompok teroris paling dicari di dunia, Al Qaeda, berkibar diatas gedung pengadilan di kota Benghazi, Libya. Sebuah laporan berita dan gambar video memperlihat dengan jelas kejadian itu.

Benghazi sendiri adalah pusat para pemberontak yang menentang Khadafi. Mereka menyebut dirinya sebagai kaum revolusioner. Tetapi negara-negara progressif di Amerika Latin dan Afrika menyebut mereka sebagai “penjahat” dan pasukan bayaran imperialis Amerika.

Pemerintah Dewan Transisi Nasional mengaku tidak tahu akan hal itu. Ini juga pernyataan yang cukup aneh, mengingat bendera itu jelas-jelas berkibar di sebuah gedung pemerintahan di Benghazi.

Sejak awal, pemerintahan Khadafi sudah menuding adanya keterlibatan Al-Qaeda dalam membangun kekacauan di Libya. Bahkan sebuah laporan pemerintahan Khadafi menyebut bahwa Al-Qaeda telah merampas seluruh senjata dari gudang-gudang senjata. Itulah mengapa pemerintah Libya memborbardir gudang-gudang tersebut.

Akan tetapi, oleh media internasional dan pejuang HAM di belahan dunia barat, pengeboman itu dianggap diarahkan kepada sipil tak bersenjata. Itu pula yang menjadi alasan bagi para oposisi dan negeri-negeri imperialis untuk mengirimkan NATO membombardir Libya.

Sebuah laporan memperlihatkan bagaimana Abdelhakim Belhaj, seorang anggota Al-Qaeda dan pendiri kelompok pejuang islam Libya, memimpin pasukan oposisi ketika memasuki Tripoli.

Belhaj mendapat dukungan penuh dari pemerintahan sipil baru di Libya. Sebuah laporan Vice.com mengatakan, “beberapa hari setelah kejatuhan Tripoli, Belhaj menyampaikan pidato yang menekankan bahwa tindakannya mendapat dukungan dari Dewan Transisi Nasional (TNC). TNC bahkan menunjuk Belhaj sebagai pimpinan komando militer di Tripoli.

Menanggapi kejadian bendera Al-Qaeda di Benghazi, anggota Kongres AS dari Ohio, Dennis Kucinich, meminta AS segera mengakhiri keterlibatan militer di Libya dan berbagai tempat di seluruh dunia.

“Apa yang terjadi dengan Amerika? Di satu sisi, pasukan kita sekarat karena memerangi Al-qaeda di Afghanistan, tetapi di sisi lain, kita membantu kelompok orang yang mengambil-alih Libya dan bendera Al-Qaeda berkibar di ibukota mereka,” katanya.

Setelah TNC mengambil-alih pemerintahan, mereka pun segera mengembalikan Libya sebagai negara islam dan mengubah hukumnya menjadi syariat Islam. Padahal, pemerintahan revolusioner di bawah Khadafi telah mengubah Libya menjadi negara inklusif dan menghargai kesetaraan manusia, termasuk pria dan wanita.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid