Dirgahayu Republik Indonesia (RI) Ke-74. Merdeka adalah hasil perjuangan yang dicapai generasi tua. Kemerdekaan menurut Mukadimah Undang-Undang Dasar adalah Hak Segala Bangsa. Oleh sebab itu, penjajahan diatas dunia harus di hapuskan. Karena tidak sesuai dengan Perikemanusian dan Perikeadilan.
Dasar dan falsafahnya jelas. Penjajahan diatas dunia harua di hapuskan. Benar penjajahan politik tapi juga saat ini penjajahan ekonomi. Sumber daya alam negeri (Papua) dieksploitasi habis, diangkut ke barat. Kata Pramoedya Ananta Tor, “Negeri yang begitu kaya ini di ubah jadi pengemis.”
Kata Sukarno dalam pidatonya di hadapan Dewan Dokoritsu Jumbi Cosakai Jepang, kemerdekaan Indonesia bukan tujuan tetapi kemerdekaan adalah Jembatan, Jalan the way of wealth . Merdeka hanya jembatan yang menghubungkan masyarakat baru merdeka menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Mereka telah mencapai Indonesia yang merdeka. Sementara hari ini adalah perjuangan mengisi kemerdekaan itu. Dalam proses mengisi kemerdekaan riak dan riuk mulai terasa. Dan kian serius, musuh kini bukan lagi asing. Musuh kini sesama anak bangsa; kita mengisi kemerdekan dengan saling memonopoli.
Ormas Mayoritas mengambil alih peran negara untuk menegakan keamanan, satu kelompok merasa lebih superior terhadap yang lain. Pagar Indonesia bernama keberagaman terus di tabrak dan didobrak dari dalam sendiri. Asing yang datang sebagai tamu tidak lagi di ruang tamu, tetapi masuk hingga ke dapur. Bahkan tidur bersama ibu yang bernama Bunda Pertiwi.
Tantangan dari dalam dan luar kian meningkat. Mestinya perayaan HUT Kemerdekaan ke-74 adalah perayaan realisasi 50 persen Freeport, perayaan kembalinya sektor migas yang dikuasai 100 persen oleh Negara. Atau tanah dan air yang gratis di Indonesia.
Ternyata perayaan kita hanyalah ritual biasa. Rutinitas tiap tahunan. Papua merayakan HUT RI Ke 74 dengan 2.000 lebih Izin penanaman modal dalam dan luar negeri yang siap beroperasi di Papua Barat. Atau merayakan Kajian Ekonomi Regional Bank Indonesia tentang nilai dan jumlah investasi Modal Asing (PMA) yang menigkat 100 persen di akhir tahun 2019.
Kata orang Papua, tong Rayakan HUT RI Ke-74 terakhir sebelum hutan dan tanah kita diambil habis untuk sawit, kawasan Industri khusus, kawasan ekonomi khusus, dan semua agenda ekonomi besar yang sudah siap di depan mata. Kita rayakan HUT RI Ke-74 dengan status Operasi Militer Di Ndugama. Pengepungan Asrama Papua di Surabaya. Atau Pemukulan Mahasiswa di Malang.
Usia 74 adalah usia tua. Usia lansia dalam umur manusia. Mestinya sikap dan mental dewasa sebagai orang tua. Kita mesti banyak berbenah dan terus belajar bahwa hari ini adalah kesalahan dan esok adalah perbaikan. Ruang demokrasi harus di buka seluas-luasnya.
Dirgahayu Republik Indonesia Ke-74. Kita Hargai Merdeka hasil generasi tua dan mengoreksi tindakan generasi hari ini.
Agustinus R Kambuaya, Aktivis di Papua Barat dan Koordinator NOKEN ILMU
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid