Jambi, Berdikari Online
Sabtu, 5 Oktober 2024, bertempat di Gedung Balai Serba Guna Desa Deli, warga Desa Delima Bersatu dan Kelompok Tani merencanakan aksi jalan kaki ke Istana Negara meminta percepatan penyelesaian konflik lahan antara warga dengan perusahaan perkebunan, maupun konflik di dalam kawasan hutan.
Jon Akbar selaku kordinator aksi meminta kepada pemerintah daerah dan pusat agar segera menyelesaikan konflik agraria yang sudah mereka hadapi bertahun-tahun berkonflik dengan PT. Wira Karya Sakti (WKS).
“Petani akan bertahan di Jakarta apabila tuntutan tidak dipenuhi karena selama ini tak ada kepastian dalam penyelesaian konflik,” kata Pak Uwo mantan Kades Pertama Desa Delima.
Pantauan Berdikari Online, rencananya aksi jalan kaki itu seminggu lagi tepatnya Senin 14 Oktober 2024; dimulai dari Pelabuhan Merak menuju Istana Negara, Kementerian ATR/BPN RI; diakhiri di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Menurut Jon Akbar, rencana aksi jalan kaki warga Jambi selain meminta konflik agraria warga Desa Delima dengan PT.WKS dengan luas ± 1500 ha diselesaikan, juga menuntut penyelesaian beberapa konflik agraria yang dihadapi Gapoktan Sungai Bram Itam Jaya di Desa Delima Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan PT. Trimitra Lestari ( TML ) ± 1.008 Ha, kemudian konflik agraria Gapoktan Malgis Jaya Desa Sungai Baung ± 284 ha dan konflik Kelompok Tani Pribumi Jaya Desa Bukit Baling Kabupaten Muaro Jambi dengan PT. Rimbah Hutan Mas ( RHM). ± 700 ha.
(BR)


