Tsunami Digital dan Gaya Hidup ‘Onlife’

Telah lama kita hidup di ‘era anonimitas’ saat urbanisasi dan industrialisasi melanda dunia kita. Kini di ‘era digital’, privasi dikurangi karena semakin banyak data pribadi dibagi sebagai barter berbagai layanan yang kita terima. Dengan semakin berkurangnya privasi, muncullah jenis perantara kekuasaan baru, yaitu para pemimpin teknologi yang mengontrol arus informasi. Permainan kekuasaan ini juga menyebabkan hilangnya kekuasaan masyarakat melalui manipulasi data. Masyarakat dituntut untuk beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang tiba-tiba. Dengan kata lain, era digital memperdagangkan kelimpahan dan kecepatan informasi.

Kita tidak lagi terbagi antara digital dan analog, tidak realitas dan virtualitas, pun tidak online dan offline. Kita berpusar dalam pertemuan keduanya. Analoginya, kita terbawa arus air payau, tempat pertemuan arus air tawar dan air asin.

Kita sedang bertatap muka dan bercakap dengan teman diselingi alunan lagu dari situs musik online. Di sela pertemuan kita mencari referensi topik percakapan dari ponsel pintar kita. Dengan kondisi demikian, apakah kita sedang online atau offline? Jawabnya, kita sekarang ‘onlife’.
Seperti kata Prof. Luciano Floridi, filsuf Italia, “We are neither online nor offline, but onlife”.

Alun-alun dan Taman

Di dunia baru yang serba cepat ini masih ada segmen masyarakat yang hidup di arus ‘air tawar’. Jarak antara perusahaan dan lembaga publik di digital dengan mereka yang tertinggal semakin lebar. Di sisi lain, ada banyak informasi palsu dan konten illegal yang mengitari kita. Agar masyarakat dapat melek digital, dibutuhkan pemahaman secara umum tentang hubungan antara manusia dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Perasaan paling tahu dan paling kuasa tidak boleh disalahgunakan untuk memanfaatkan orang lain sebagai instrumen. Kita berpegang pada nilai-nilai tanggungjawab, refleksivitas, pluralitas, tetapi ada batas yang kita tidak boleh turunkan.

Komunikasi haruslah ‘polite’. Kita menolak prinsip “kebebasan berekspresi dengan cara apapun”. Itu adalah bentuk liberalisme dan sekarang ini tidak lagi menemukan ruang di area publik. Kita berada dalam ‘alun-alun’ masyarakat namun kita tetap harus menghormati ‘taman’ masyarakat yang bhinneka. Platform sosial bukanlah “komunikasi”, tetapi “lingkungan”. Ia menggambarkan perpaduan antara ‘alun-alun dan taman’. Adanya sebaran kekerasan online dan berita palsu (mis-information, dis-information, mal-information) misalnya, harus disikapi dengan kebijakan yang didasarkan pada penyelidikan kritis mengenai bagaimana urusan manusia dan struktur politik dimediasi oleh teknologi, dan sebaliknya.

Dari Pintar menjadi Cerdas

Revolusi digital telah berlangsung setidaknya selama tiga puluh tahun. Internet baru berusia lima puluh tahun. Ironinya, hingga beberapa tahun yang lalu ada sebagian masyarakat yang belum menyadari betapa merambahnya digital. Bisa dibilang ini akhir dari era analog dari ‘budaya populer’. Bukan ‘budaya bar’, tapi ‘budaya massa’. Kita berbicara tentang perubahan cara hidup sehari-hari, hal-hal yang kita lakukan setiap hari, seperti perawatan kesehatan, belajar, pekerjaan, belanja dan bepergian.

Kini revolusi digital memasuki fase berikutnya yang dicirikan oleh perpaduan teknologi yang mengaburkan garis antara bidang fisik, digital, dan biologis. Ini sudah mengubah cara kita menjalani hidup sehari-hari. Kita harus mulai berpikir lebih inovatif tentang bagaimana kita merekayasa ulang komunitas, beralih dari pintar (saat kita menggunakan alat dan teknologi individual untuk memperbaiki masalah) menjadi cerdas (ketika kita berencana menggunakan gangguan untuk keuntungan kita).

אנשים למען שימוש נבון באינטרנט

Orang-orang yang menggunakan internet secara cerdas

“The complementarity of online and offline opens up to an ‘Onlife’ lifestyle. The balance in the use of digital will determine the future.”

Komplementaritas online dan offline membuka gaya hidup ‘Onlife’. Keseimbangan dalam penggunaan digital akan menentukan masa depan.

RJ. EndradjajaPengamat Pinggiran

Kredit gambar: volantinointerattivo.net

[post-views]