PP STN Dorong Pembentukan Struktur STN Kota Jakarta Timur

Jakarta, Berdikari Online – “Kedaulatan pangan lebih menjawab kebutuhan masyarakat dan perlu digalakkan secara bersama oleh berbagai pihak secara kontinu, simultan, dan paralel,” ucap Ketua Umum Serikat Tani dan Nelayan (STN) Suluh Rifai dalam sesi pertemuannya bersama Kelompok Tani yang berada di Kota Jakarta Timur, tepatnya Kampung Pisangan, Penggilingan, Cakung (Rabu, 2 Agustus 2023). “Upaya Pemerintah dalam  mendorong sistem ketahanan pangan nasional jelas memiliki konsep yang berbeda dengan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan walau sama- sama diatur dalam UU No. 18 tahun 2012 tentang pangan,” lanjut Ahmad Rifai.

Ahmad Rifai juga menyampaikan bahwa yang dilakukan oleh negara hingga saat ini dirasa belum menyentuh persoalan dasar perekonomian masyarakat perihal pangan. Sebab menurutnya, industri sektor pertanian nasional masih berfokus di tangan segelintir orang (melalui perusahaan swasta) dan distribusi alat produksi (tanah, mesin dan teknologi penunjang) sebagai penopang utama bagi  masyarakat dalam melangsungkan usaha taninya tidak pernah diupayakan secara serius oleh pemerintahan daerah maupun Pemerintah Pusat.

“Masyarakat akhirnya dibuat seakan menggantungkan hidup sepenuhnya kepada negara dan para pemilik modal utamanya. Imbasnya untuk dapat melangsungkan kehidupan mau tidak mau masyarakat harus menjual tenaga kerja dengan imbalan upah murah memenuhi pabrik-pabrik bentukan swasta, bekerja siang dan malam untuk menumpuk kekayaan bagi para majikan,” tambah Rifai.

Sebagaimana kita ketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, Jakarta Timur merupakan Kota dengan jumlah penduduk terbanyak di wilayah DKI Jakarta yang memiliki persebaran penduduk dengan jumlah 3,08 juta jiwa. Di tengah kota yang padat tersebut, sudah sangat jarang pada saat ini terdapat lahan luas untuk dikelola secara bersama sebagai lahan pertanian rakyat sebab desakan dan kebutuhan lahan baru tiap tahunnya untuk menunjang permintaan tempat tinggal bagi masyarakat Jakarta Timur dan kebutuhan bagi keberlangsungan pertumbuhan industri rumah tangga hingga industri besar menjadi faktor utama terjadinya alih fungsi lahan dalam skala yang cukup besar.

Menteri pertanian, mengakui bahwa setiap tahunnya di seluruh Indonesia terjadi alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dengan jumlah yang cukup besar. Dari total 70 juta ha lahan pertanian secara nasional, yang efektif untuk produksi hasil pertanian hanya 45 juta ha, sedangkan tiap tahunnya alih fungsi lahan berdasarkan data BPS, mencapai angka 650 ribu ha dan membutuhkan setidaknya 5 tahun lagi untuk membentuk lahan baru dengan sistem irigasi yang memadai. Jika setiap tahunnya terjadi rotasi yang sama dalam peralihan fungsi lahan pertanian, maka dapat dipastikan bahwa Indonesia ke depan dapat mengalami krisis pangan yang makin curam sementara angka pertumbuhan manusia terus meningkat tiap harinya.

Di tempat yang sama hadir juga Widodo yang berprofesi sebagai petani bersama dengan beberapa petani lainnya membahas perihal seputar kedaulatan pangan. Untuk diketahui bahwa  areal yang ditempati warga saat ini, yang di perkirakan mencapai sekitar kurang lebih 5 ha merupakan areal garapan sawah sebelumnya. Akibat berada di tengah pemukiman warga, lingkungan yang tadinya produktif, akhirnya menunjukkan kecenderungan yang makin menurun akibat tercemar aktivitas limbah rumah tangga serta minimnya akses air bersih dalam menunjang pertumbuhan tanaman padi.

Widodo dan beberapa warga setempat pun tak putus arang. Kehendaknya untuk menantang kehidupan demi keberlangsungan hidup akhirnya memilih untuk mengembangkan usaha alternatif dengan beternak ayam. Sesekali di bawah kandang ayam yang sudah terlihat kosong, terdapat percikan air. Setelah ditelusuri, ternyata di bawah kandang ayam merupakan sekaligus areal budidaya ikan air tawar yang juga ikut terbengkalai karena kurangnya fasilitas pendukung dan modal. Sebagian besar areal tambak juga sudah dijamuri oleh tanaman eceng gondok.

Walaupun demikian terdapat beberapa warga yang masih mengupayakan jenis tanaman hortikultura. Sekilas, konsep yang dikembangkan warga sebelumnya bagaikan sistem Integrated farming atau yang lebih dikenal sebagai sistem pertanian terpadu dengan memanfaatkan tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, serta perikanan dan ternak untuk memperoleh agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian alam.

Tampak dari dekat terdapat juga beberapa pondok di sekitar areal tambak dan memiliki tempat lesehan yang terbuat dari bambu. Rupanya warga setempat ingin mengembangkan kawasan sekitar sebagai areal pemancingan yang dapat meningkatkan sumber pendapatan tambahan bagi warga yang ingin melakukan usaha sebagai pramusaji dengan berbagai jenis hidangan makanan maupun minuman; mulai dari  kopi, es teh, mie instan, serta berbagai jenis makanan lainnya. Akan tetapi, harapan besar warga yang sudah sejak lama ingin dikerjakan terkendala oleh fasilitas pendukung sehingga dalam pertemuan tersebut rencananya PP STN akan mendorong agar supaya persoalan para petani di daerah Jakarta Timur ini dapat menjadi perhatian bersama, lebih khususnya agar pemerintahan daerah maupun pemerintahan pusat dapat turut menunjang inisiatif baik warga setempat. Sebagai bentuk komitmen bersama, warga juga menyetujui diadakannya pembentukan struktur STN tingkat kota Jakarta Timur.

Penulis : Umbu Tamu Praing (EN. LMND)

[post-views]