Kegelapan tidak bisa dihalau dengan kegelapan; kegelapan hanya bisa dihalau dengan cahaya. Jadi, sekecil apapun cahaya di depanmu, peliharalah untuk menghalau kegelapan.
Itulah pentingnya memelihara harapan. Prinsip ini pula yang dipegang oleh James Faot, seorang calon legislatif (Caleg) berlatar-belakang aktivis di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai aktivis gerakan rakyat, James faham betul keboborokan dan kebusukan lembaga parlemen [DPR/DPRD].
Tetapi, bagi James, selama belum ada peluang untuk merombak total lembaga perlemen, perubahan dari dalam dimungkinkan. “Dengan peran strategisnya, kita bisa menggunakan lembaga DPR/DPRD untuk perbaikan kehidupan rakyat,” terangnya.
James Faot [nama lengkapnya: James L. C. Faot, S.Pd] lahir di Oebufu, Kota Kupang, tanggal 2 Maret 1982. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Thobias Faot (Alm.) dan Elisabeth Sembelia. Setelah menamatkan pendidikan dasar di SD GMIT Oebufu, ia melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 8 Kupang, lalu lanjut lagi di SMA Negeri 3 Kupang. Setelah itu, James melanjutkan pendidikannya di di Bina Muda Wirawan, Jawa Tengah, yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang misionaris di Kalimantan Barat.
Saat menjadi misionaris di Kalbar, James banyak bersentuhan dengan persoalan rakyat, terutama di pedalaman. “Salah satu persoalan terbesarnya adalah pendidikan,” kata dia. Karena itu, setelah pulang dari medan pelayanan, ia memutuskan mengambil studi Pendidikan Keguruan di FKIP Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang.
Di kampus, James banyak bersentuhan dengan pergerakan mahasiswa. Ia sempat menjabat Ketua Senat Mahasiswa UKAW Kupang. Saat itu ia aktif mengeritik kebijakan kampusnya yang tidak memihak mahasiswa melalui koran kampus dan aksi massa. Lantaran itu, ia kerap mendapat ancaman dari berbagai pihak.
Selain aktif di kampus, James juga bergabung dengan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND). Tak hanya itu, Ia juga pernah menjadi aktivis Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI). Lalu, pada tahun 2010 lalu, ia resmi menjadi anggota PRD. Dalam pemilu 2014 ini, James akan maju dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di daerah pemilihan II [Kecamatan Oebobo].
Beberapa hari lalu, kontributor Berdikari Online wilayah NTT, Manuel Alberto Maia, sempat melakukan wawancara singkat dengan James Faot di sela-sela kesibukannya. Berikut petikan wawancaranya:
Mengapa anda ingin maju dalam pemilu Legislatif 2014?
Kami, bukan saya. Karena saya diutus oleh berbagai organisasi rakyat untuk maju. Sudah bertahun-tahun kami bergerak dalam menuntut perbaikan nasib rakyat dan melawan kebijakan anti-rakyat dan korupsi yang telah melahirkan penderitaan. Walaupun ruang demokrasi terbuka, tetapi rakyat tidak memiliki kesempatan untuk merebut kekuasan. Justru sebaliknya, rakyat hanya dimanfaatkan oleh elit politik dan pemerintah untuk mengesahkan kekuasaan. Oleh karenannya, kekuasaan harus diambil alih oleh rakyat, dan diisi oleh perwakilannya yakni orang-orang yang selama ini konsisten berjuang bersama rakyat.
Pemilu adalah salah satu jalan untuk mengantarkan rakyat pada pengendalian kekuasaan yang mengabdi pada kepentingan mereka. Melalui DPRD sebagai lembaga pembuat kebijakan, sumber daya negara dapat dikelola untuk memperbaiki dan meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Dengan peran strategisnya, kita dapat memperjuangkan berbagai kebijkan yang menyentuh kebutuhan rakyat, seperti ketersediaan lapangan kerja, peningkatan jaminan kesehatan, pendidikan, pangan murah dan bergizi, kebutuhan energi, perumahan layak dan sebagainya.
Sudah saatnya, untuk mengakhiri kepercayaan pada kaum elit, yang terbukti tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Mari kita beralih pada pemahaman baru dan kritis bahwa kekuasaan harus diabdikan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan untuk kemakmuran elit.
Bagaimana melihat peluang kemenangan pada pemilu legislatif 2014 ini?
Sebagian besar dukungan untuk pencalonan saya datang dari berbagai organisasi rakyat dan aktor pro-demokrasi yang selama ini berjuang bersam rakyat. Mereka bekerja membentuk sukarelawan perjuangan rakyat guna menggalang dukungan dari masyarakat luas, bahkan secara bersama menanggung dana. Inilah kelebihan kami dibanding calon lain. Kami menyadari bahwa pentas politik borjuis dibangun dengan uang dan pencitraan kosong. Kami berprinsip bahwa untuk membangun demokrasi yang sehat dan berpihak pada rakyat, maka kami harus memberikan contoh politik yang bermartabat.
Uang bukan menjadi ukuran utama dalam menggalang dukungan rakyat, melainkan kebenaran dan kepercayaan yang timbul dari proses pengabdian yang kami lakukan selama ini bersama rakyat. Sebab, menurut saya ketika rakyat memberikan kepercayaan maka, hanya ditangan politisi kerakyataan politik menjadi seni mengelola kekuasaan untuk kesejahteraan rakyat.
Apakah ada pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat?
Kami memahami bahwa perjuangan di DPRD (perjuangan parlementer) harus tetap ditopang oleh perjuangan ekstraparlementer yang bersandar pada massa rakyat yang memiliki kesadaran politik serta solidaritas kemanusiaan. Untuk itu, pola hubungan yang dibangun harus memunkinkan adanya saling dukung dan kontrol. Kami berkomitmen untuk membangun “Rumah Aspirasi”, dimana problem dan kebutuhan rakyat diolah, baik melalui riset atau pengkajian ilmiah serta berbagai advokasi. Rakyat adalah pejuang dan para pejuang itu lahir dari rakyat. Tidak ada pilihan lain selain bersatu membangun politik yang berpihak pada rakyat.[]
Catatan: proses pengusungan James Faot sebagai caleg mendukung secara terbuka dari berbagai organisasi, yakni Pemuda Amanuban Oebufu, Jaringan Advokasi Kerakyataan, Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Serikat Tani Kolhua, Satgas Pemuda Kolhua, Sanggar Anak Rakyat, Indo Berdikari NTT, SEPARATIK, dan Sukarelawan Perjuangan Rakyat.
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid