Ahli soal Indonesia dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, Benedict Richard O’Gorman Anderson atau Ben Anderson, meninggal dunia pada hari Minggu (13/12/2015) dini hari. Ben menghembuskan nafas yang terakhir di Batu, Malang, Jawa Timur.
“Beliau meninggal dunia dini hari tadi di sebuah hotel di daerah Batu, Malang, saat beristirahat sehabis mereka berjalan-jalan,” demikian tulis penerbit buku Marjin Kiri di halaman facebooknya, Minggu (13/12/2015).
Rencananya jenazah Ben akan disemayangkan di Rumah Duka Adiyasa Ketabang, Genteng, Surabaya. Profesor emeritus Studi Internasional di Universitas Cornell ini meninggal di usia 79 tahun.
Untuk diketahui, Ben datang ke Indonesia untuk menghadiri peluncuran bukunya yang berjudul “Di Bawah Tiga Bendera: Anarkisme Global dan Imajinasi Antikolonial” yang diterjemahkan oleh Ronny Agustinus dan diterbitkan oleh Marjin Kiri.
Selain itu, pada 10 Desember lalu, Ben juga memberi kuliah umum berjudul “Anarkisme dan Nasionalisme” di kampus Universitas Indonesia, Depok.
Ben lahir di Kunming, Tiongkok, pada 26 Agustus 1936. Semasa hidupnya dia melahirkan banyak karya besar. Salah satunya adalah “Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism”, yang memberikan pengertian baru tentang nasionalisme dan bangsa.
Selain itu, Ben juga melahirkan banyak karya yang menjadi rujukan sejarawan dan dunia pemikiran di Indonesia, seperti Java in a Time of Revolution; Occupation and Resistance, 1944-1946 (1972), Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia (1990), Violence and the State in Suharto’s Indonesia (2001), dan masih banyak lagi.
Selain itu, di tahun 1966, dia bersama dengan Ruth Mcvey menulis makalah berjudul “A Preliminary Analysis of the October 1, 1965, Coup in Indonesia” atau lebih dikenal sebagai “Cornell Paper”. Makalah ini mematahkan narasi sejarah yang dibangun oleh rezim Orde Baru terkait peristiwa G 30 S 1965.
Akibatnya, sejak era kejayaan rezim Orde Baru, Ben dilarang masuk ke Indonesia. Dia baru bisa berkunjung kembali ke Indonesia setelah rezim Orde Baru runtuh.
Selama jalan Bung Ben…
Mahesa Danu

