Aktivis 98: Maruarar Dan Budiman Hanya Permukaan Gunung Es

Medan, Berdikari Online – Maruarar Sirait, kader senior, memutuskan mundur dari PDI Perjuangan,
partai politik (parpol) yang puluhan tahun telah membesarkan namanya. Dalam pernyataan melalui akun Instagram, Senin (15/1), Maruarar menyampaikan:

“Hari ini, saya mohon maaf karena saya tidak bisa lagi ada di PDI Perjuangan karena saya punya keyakinan dan percaya dengan Pak Jokowi seperti mayoritas kebanyakan Rakyat Indonesia yang juga percaya pada Pak Jokowi yang adil dan bisa memanusiakan manusia dan bisa memajukan bangsa kita.”

Mantan Aktivis 98 Muhammad Ikhyar Velayati menilai mundurnya kader yang punya jejak rekam bersih seperti Maruarar Sirait dan Budiman Sujatmiko karena berbeda visi dan misi dengan elit PDI Perjuangan dalam membangun Indonesia ke depan.

“Maruarar Sirait dan Budiman Sujatmiko dikenal sebagai kader muda yang punya jejak rekam bersih, idealis dan Sukarnois sejati, pasti merasa tidak nyaman berada dalam lingkaran elit politik yang pragmatis dan feodal, tidak mungkin minyak bersatu dengan air,” ungkap Ikhyar di Medan, Selasa (16/1/2024)

Menurut Ikhyar migrasi kader dan suara akar rumput PDI Perjuangan yang menyeberang serta mendukung pasangan Capres lain justru sangat terjadi sangat massif.

“Maruarar dan Budiman itu hanya permukaan Gunung Es, justru ketidakpuasan kader di berbagai tingkatan terhadap keputusan elit PDI Perjuangan memasang Ganjar-Mahfud sebagai Capres cukup besar, migrasi besar-besaran kader PDI Perjuangan menyebrang ke Capres 02 bahkan sudah terjadi secara massif, maka tidak heran elektabilitas Ganjar-Mahfud dalam berbagai survey jauh di bawah pasangan Prabowo-Gibran, bahkan sudah disalip Capres AMIN,” jelas Ikhyar, juga sebagai Ketua Umum DPP Relawan Persatuan Nasional (RPN)

Jika arus migrasi suara kader PDI Perjuangan terus terjadi hingga hari H pencoblosan, Ikhyar mengatakan pasangan Prabowo-Gibran dipastikan menang satu putaran dalam Pilpres 2024.

(Amir)

[post-views]