Medan, Berdikari Online – “Debat Capres Ketiga yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta persis seperti diskusi seorang praktisi pertahanan versus akademisi yang lebih banyak bicara teori dan evaluasi,” kata Koordinator Forum Aktivis 98 Muhammad Ikhyar Velayati dalam rilis tertulisnya yang diterima awak media, Minggu (7/1/2024)
Ikhyar kemudian mengutip beberapa materi debat yang sempat membuat panas suasana debat.
“Saya ambil contoh misalnya ketika Anies dan Ganjar menyentil Prabowo mengenai pembelian pesawat bekas, Prabowo menjelaskan beberapa alasannya, pertama soal keterbatasan anggaran karena ada covid dan refokusing, kemudian pembelian pesawat dilihat dari aspek kelayakan terbang dan kebutuhan pertahanan Indonesia mendesak, jika membeli pesawat baru maka dibutuhkan waktu 7 tahun untuk bisa digunakan, maka jika ada ancaman serangan dari luar tapi tidak bisa digunakan untuk apa, penjelasan Prabowo ini ilmu dan pencerahan baru bagi masyarakat yang awam tentang pertahanan dan keamanan,” ungkap Ikhyar
Kemudian Ikhyar menyentil pernyataan Ganjar Pranowo yang mengungkap data dari beberapa lembaga terjadi penurunan ranking pertahanan RI
“Pak Ganjar lupa, bahwa Global Fire Power (GFP) baru-baru ini merilis Indonesia berada di peringkat 13 negara dengan militer terkuat di dunia dari ratusan negara yang ada di dunia ini, dan penilaiannya sangat ketat karena berdasarkan 60 faktor untuk bisa menentukan indeks kekuatan negara,” sindir ikhyar
(Amir)

