Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, yang diperingati setiap tanggal 25 November hingga 10 Desember, punya energi baru di tahun ini.
Energi baru itu berasal dari Chile. Sudah sejak satu dekade terakhir, gerakan protes di negeri kecil yang menghampar di pinggir benua Amerika Selatan ini terus-menerus menjadi mata air inspirasi.
Baru-baru ini, tepatnya tanggal 20 November 2019, sekelompok feminis yang menamai dirinya Collectivo LasTesis, yang bermarkas di kota Valparaíso, Chile, membuat aksi yang disebut intervención.
Salah satu bentuk aksi protesnya adalah Flash Mob. Aksinya di buat di tengah jalan raya. Puluhan perempuan, dengan mata tertutup kain hitam, berdiri di tengah jalan raya. Mereka memegang selembar kertas.
Lalu, setelah musik mengalun, mereka mulai menari dan bernyanyi. Lagunya diberi judul: Un violador en tu camino (Seorang pemerkosa di jalanmu).
Menurut Collectivo LasTesis, Aksi flashmob itu dan lirik lagunya terinspirasi oleh Rita Laura Segato. Dia adalah feminis kelahiran Buenos Aires, Argentina, yang dianggap feminis terbesar di Amerika latin.
“Pemikirannya mendorong kami menciptakan sebuah flash mob untuk menunjukkan bahwa perkosaan bukan hanya kejahatan terhadap individu perempuan, tetapi ekspresi dari sebuah masalah sosial yang lebih besar,” kata kelompok itu.
Lirik lagu ini menerjang langsung cara pandang masyarakat dan Negara patriarkis. Salah satu liriknya bilang begini: Y la culpa no era mía, ni dónde estaba, ni cómo vestía/ Yang salah (perkosaan) itu bukan aku, bukan karena aku berada di mana, bukan bagimana aku berpakauan.
Maksudnya jelas dan terang. Perkosaan bukan karena pakaian perempuan, bukan juga karena dia berada di tempat sepi, sendirian, atau keluar malam. Perkosaan terjadi karena isi kepala laki-laki, yang mesum dan patriarkal.
Di Chile, kekerasan terhadap perempuan marak terjadi. Di sepanjang tahun ini saja, sudah ada belasan kasus femicide atau pembunuhan perempuan karena gendernya.
Menurut data dari Chilean Network Against Violence, di tahun 2017, ada 65 kasus femicide di Chile.
Sepanjang 2018, ada 22.845 laporan kekerasan domestik. Sebanyak 80 persen diantaranya dilaporkan oleh perempuan. Di tahun yang sama, ada 683 laporan terkait perkosaan. Sayangnya, hanya 87 kasus yang terusut tuntas.
Ironisnya, kekerasan seksual itu juga kerap terjadi terhadap perempuan yang terlibat dalam aksi protes dan gerakan politik.
Di bawah kediktatoran Pinochet (1973-1990), ada bergudang-gudang kasus pembunuhan, penculikan, penghilangan, pemenjaraan, hingga penyiksaan aktivis.
Salah satunya di sebut Venda Sexy. Aktivis perempuan yang dituding pembangkang politik disekap di sebuah rumah kosong, lalu diinterogasi dan disiksa dengan mata tertutup. Tak jarang mereka mengalami serangan seksual.
Itu cara rezim Pinochet menciptakan memori menakutkan bagi gerakan perempuan. Meski rezim Pinochet sudah tumbang, warisan kekerasannya masih berlanjut.
Termasuk dalam demonstrasi baru-baru ini. Aparat keamanan Chile, yang dalam bahasa setempat disebut Carabinero, menggunakan pendekatan represif yang membunuh sedikitnya 26 orang, ribuan terluka, dan 15.000-an ditangkap.
Dalam pendekatan represif itu, perempuan rentan menjadi korban kekerasan. Laporan tidak resmi menyebutkan, ada 70 perempuan yang melaporkan mengalami serangan seksual. Sedangkan Insitutut Nasional Hak Azasi Manusia (INDH) Chile melaporkan 88 kasus serangan seksusal.
Jadi, selain memperingati Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, Flash Mob bertajuk Un violador en tu caminoi ini juga hendak menggugat kekerasan polisi terhadap demonstran perempuan.
Nah, setelah aksi flash mob tanggal 20 November itu, aksi flash mob serupa terjadi di seantero Chile pada 25 November lalu. Itu bertepatan dengan peringatan Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.
Flash Mob terjadi di taman terbuka, jalan raya, hingga di depan kantor-kantor pemerintah. Sejak itulah flash mob “Un violador en tu caminoi” jadi populer dan mendunia.
Tanggal 29 November, di kota Mexico City, Ibukota Meksiko, di plaza atau alun-alun terbesar di kota itu (Zocalo), puluhan ribu perempuan juga melakukan flash mob serupa.
Flash mob serupa juga terjadi Bogota, Kolombia, yang tengah dilanda aksi demonstrasi anti rezim neoliberal. Flash Mob ini menyebar ke seantero dunia: di Paris, London, Madrid, Barcelona, Sidney, dan merambah ke Asia.
Berikut lirik Un violador en tu caminoi.
[berdiri di tempat, sambil membalikkan badan ke kanan dan kekiri. Lakukan hingga 8 bait lagu ini]
El patriarcado es un juez,
Que nos juzga por nacer
Y nuestro castigo
Es la violencia que no ves.El patriarcado es un juez,
Que nos juzga por nacer
Y nuestro castigo
Es la violencia que ya ves[Kedua tangan memegang belakang kepala, lalu posisi badan agak jongkok naik-turun. Lakukan hingga 4 bait di bawah ini selesai]
Es feminicidio
Impunidad para el asesino
Es la desaparición
Es la violación[Berlari kecil di tempat, tapi kaki tetap memijak tanah]
Y la culpa no era mía, ni dónde estaba, ni cómo vestía
Y la culpa no era mía, ni dónde estaba, ni cómo vestía
Y la culpa no era mía, ni dónde estaba, ni cómo vestía
Y la culpa no era mía, ni dónde estaba , ni cómo vestía[Tangan kiri menunjuk ke depan]
El Violador eras tú
El Violador eras túSon Los Pacos
[Tunjuk ke kiri]Los Jueces
[Tunjuk ke kanan]El Estado
[Tangan menunjuk memutar]El Presidente
[Kedua tangan menyilang di atas kepala][Tangan terkepal mengacung seperti memekik. Lakukan berulang-ulang hingga dua bait ini selesai]
El estado opresor es un macho violador
El estado opresor es un macho violador
[Tangan kiri menunjuk ke depan]
El violador eras tú
El violador eras tú
[Tangan dekat mulut, seperti orang berteriak]
Duerme tranquila niña inocente,
sin preocuparte del bandolero,
que por tus sueños dulce
y sonriente vela tu amante carabinero[Tangan kiri menunjuk ke depan] El violador eres tú
El violador eres tú
El violador eres tú
El violador eres tú
Terjemahan Indonesia:
Seorang Pemerkosa di Jalanmu
Patriarki adalah seorang hakim
Yang menghakimi kita sejak lahir
Dan mengukum kita
..
Itulah kekerasan yang tak terlihat
Ini femisida
Impunitas untuk pembunuh
Dihilangkan
Diperkosa
..
Yang salah bukan aku, bukan karena aku berada di mana, bukan karena pakaianku
Yang salah bukan aku, bukan karena aku berada di mana, bukan karena pakaianku
Yang salah bukan aku, bukan karena aku berada di mana, bukan karena pakaianku
Yang salah bukan aku, bukan karena aku berada di mana, bukan karena pakaianku
..
Pemerkosa itu kau
Pemerkosa itu kau
..
Polisi
Hakim
Pejabat Negara
Presiden
..
Negara penindas itu pemerkosa
Negara penindas itu pemerkosa
..
Pemerkosa itu kau
Pemerkosa itu Kau
..
“Tidur dengan tenang, gadis tak berdosa
Tanpa khawatir pada bandit
Tersenyum manislah dalam mimpimu
Terawasi oleh polisi tercinta”
..
Pemerkosa itu kau
Pemerkosa itu kau
Pemerkosa itu kau
Pemerkosa itu kau
RAYMOND SAMUEL

