SRMI Tolak Penggusuran PKL Anjungan Losari

Seratusan pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) menggelar aksi massa di Balaikota Makassar, Senin (4/9/2017).

Dalam aksinya para PKL mengelukan kebijakan Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan (Danny) Pomanto, yang perlahan-lahan mematikan aktivitas PKL yang berjualan di anjungan Pantai Losari.

“Kebijakan Pemkot Makassar, yang melarang PKL berjualan saat event F8 (Makassar International Eight Forum), adalah penggusuran yang dilakukan perlahan-lahan,” kata Sekretaris SRMI Kota Makassar, Muhammad Nuzul, kepada berdikarionline.com, Senin (4/9).

Nuzul mengungkapkan, setiap Pemkot Makassar menggelar event besar, seperti ASEAN Mayors Forum (AMF) tahun lalu, PKL dilarang berdagang sementara. Faktanya, setelah event itu selesai, PKL tetap dilarang berjualan.

“Kalau PKL dilarang berjualan, sementara itu penopang satu-satunya ekonomi keluarganya, sama saja dengan membiarkan mereka mati kelaparan,”ujar Nuzul.

Menurut Nuzul, kebijakan Pemkot Makassar seharusnya memberi ruang bagi setiap warganya agar bisa mengakses pekerjaan dan penghidupan layak, sebagaimana mandat pasal 27 ayat (2) UUD 1945.

Salah seorang PKL, Yanti, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan Walikota tersebut melalui orasi.

Menurut perempuan yang akrab disapa Mace’ ini, setiap ada event besar Pemkot Makassar, PKL selalu diliburkan 11 hari. Pedagang yang ingin berjualan harus menyetor Rp 3,5 juta per lima hari.

“Kami anggap Anjungan Losari sudah dibisniskan, karena ada pungutan Rp 3,5 juta per lima hari. Sedangkan PKL dilarang masuk,” ungkapnya.

Mace’menceritakan, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan pihak DPRD Kota Makassar, PKL dijanjikan tempat berjualan 2 kali 5 meter. Faktanya, PKL hanya diberi tempat berjualan ukuran 1 meter dekat parkiran.

Dalam aksi SRMI tersebut, hadir juga anggota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dan Aksi Perempuan Indonesia (API) Kartini.

Selain menolak penggusuran, mereka mendesak Pemkot Makassar melibatkan PKL dalam berbagai kegiatan atau event besar yang digelar oleh Pemkot.

Mereka juga menuntut tempat berjualan yang layak dan manusiawi. Serta mengecam perilaku aparat keamanan yang sangat arogan terhadap PKL.

Mahesa Danu

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid