Proyek Kereta Cepat Bebani Rakyat

Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, kendati sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 21 Januari lalu, masih terus menuai kritikan.

Ketua Institute Studi Transportasi Darmaningtyas mengatakan, proyek kereta cepat yang menggandeng investor dari Tiongkok itu akan membebani negara.

“Sekalipun proyek ini business to business (B to B) akan menambah jumlah utang swasta,” kata Darmaningtyas dalam diskusi bertajuk “Bangun Infrastruktur dengan Hutang, Sejalankah dengan Trisakti” yang digelar oleh Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik (KPP-PRD) di Jakarta, Kamis (11/2/2016).

Dia mengingatkan, jumlah utang swasta yang besar pernah menyeret Indonesia dalam krisis ekonomi di tahun 1997/1998. Disamping itu, kata dia, karena pinjaman itu berbentuk dollar, maka pembayarannya akan menggerus devisa negara.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, kalau kereta cepat tersebut mangkrak dan bisnisnya tidak berjalan dengan baik, maka yang akan menanggung kerugian adalah negara. Sebab, pemerintah tidak mungkin membiarkan kereta tersebut terbengkalai.

Tidak hanya itu, Darmaningtyas juga menilai proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung akan semakin membuat timpang perbedaan infrastruktur antara Pulau Jawa dan luar Jawa.

Hal tersebut, ujar dia, tidak sejalan rencana Presiden Jokowi selama ini untuk membangun proyek-proyek infrastruktur di luar Jawa untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Bahkan ke depan akan dibangun lagi 6 ruas jalan tol yang dibangun di Pulau Jawa. Ini melegitimasi bahwa infrastruktur di Indonesia masih Jawasentris,” imbuhnya.

Darmaningtyas berharap agar pemerintahan Jokowi-JK konsisten menjalankan menjalankan program yang telah direncanakannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah-Panjang (RPJMP), yakni pembangunan tol laut.

Sementara itu, Dani Setiawan dari Koalisi Anti Uang (KAU) menilai, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung juga sarat dengan kepentingan investor di bidang properti.

“Walini, Gedebake dan Cikarang siapa yang menguasai? siapa yang akan membagun properti di sana akan menjawab motifnya,” jelasnya.

Sebelumnya disebutkan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan menghubungkan empat stasiun, yaitu Kereta cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar. Nah, rencananya Walini akan dijadikan kawasan kota baru dan sentra bisnis.

Hendri Kurniawan

[post-views]