Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Untuk Bantu Pelajar Di Daerah Tertinggal

Pendidikan merupakan hak dasar setiap warga negara. Namun, belum semua rakyat Indonesia bisa mengakses pendidikan yang layak, khususnya di daerah tertinggal. Umumnya, mereka terbentur dengan persoalan minimnya infrastruktur pendidikan dan kemampuan ekonomi yang terbatas.

Rupanya, kondisi di atas menggugah tiga orang mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM), yaitu Fury Oktria Putra (Teknik Industri), Elok Pitaloka (Teknik Industri) dan Damar Adi Prabowo (Ilmu Komputer). Ketiganya kemudian mengembangkan  sebuah aplikasi terintegrasi yang menyediakan materi pembelajaran dalam bentuk video untuk siswa SMP dan SMA.

Dilansir oleh ugm.ac.id, aplikasi hasil kreasi ketiga mahasiswa itu dinamai Ezdu. Aplikasi ini dapat menghubungkan siswa ke tutor, sehingga mereka dapat belajar kapan dan di mana saja, dengan fasilitas dan materi yang lengkap sesuai dengan kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia.

Ezdu, aplikasi edukatif termuan mahasiswa UGM
Ezdu, aplikasi edukatif termuan mahasiswa UGM

“Ezdu bisa menjadi solusi untuk yang praktis untuk anak-anak di daerah terpencil yang ingin belajar dan berprestasi layaknya seperti anak-anak di kota besar,” kata Fury seperti dikutip ugm.ac.id, Rabu (17/3/2016).

Fury menjelaskan, siswa-siswa di kota besar dapat membeli aplikasi ini sehingga mendapatkan akses penuh ke semua materi pembelajaran dalam bentuk video.

Selain itu, lanjut dia, siswa juga bisa mendapatkan koneksi ke tutor sesuai dengan mata pelajaran yang diinginkan. Mereka bisa berhubungan dengan tutor melalui chat, telpon, dan video call (skype). Bisa juga bertemu langsung dengan tutor sesuai kesepakatan bersama.

Selanjutnya, kata Fury, pendapatan dari aplikasi berbayar ini akan dialokasikan untuk membantu siswa di daerah terpencil sehingga mendapatkan akses yang sama ke aplikasi Ezdu ini.

Kata dia, siswa di daerah terpencil akan dibantu dengan fasilitas smartphone dan akses internet sehingga mereka akan mendapatkan akses pendidikan yang sama seperti siswa di kota-kota besar.

“Pengembangan Edzu ini ditujukan untuk membantu pemerataan pendidikan di seluruh daerah Indonesia. Harapannya, semua siswa mendapatkan akses pendidikan yang layak beserta pengajar yang berkualitas,” jelasnya.

Untuk diketahui, pengembangan aplikasi ini berhasil masuk 50 besar Young Social Entrepreneurs Programme. Nantinya, Fury dan kawan-kawan akan berkompetisi dengan tim-tim terbaik lainnya dari 26 negara di dunia pada 19 Maret mendatang.

Risal Kurnia

[post-views]