Sabtu, 2 November lalu, Mahasiswa Program Studi Biologi UKAW dibawah naungan Himpunan Mahasiswa Program Studi yang merupakan perpanjangan tangan dari Senat Mahasiswa FKIP UKAW mengadakan kegiatan Study ilmiah di Desa Oematnunu, Kabupaten Kupang, dengan Tema Bangun Semangat Gotong Royong Demi Terciptanya Pendidikan Yang Ilmiah.
Salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah diskusi bersama 320 Mahasiswa Program Studi Biologi FKIP UKAW. Materi pertama tentang Pancasila disampaikan Ketua LMND Eksekutif Kota Kupang, Muhamad Ridwan Nugroho. Di materi itu dipaparkan sejarah lahirnya pancasila sebagai idiologi yang anti imperialis. “Pacasila adalah sebagai Idiologi bangsa yang di cita-citakan untuk mencapai Tujuan bersama menuju rakyat Indonesia yang Adil dan Makmur, tanpa penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa,” kata Ridwan.
Materi kedua dilanjutkan oleh Ketua KPK PRD Kota Kupang, Wanadi Kabu, tentang Sistim Pendidikan Indonesia (SPI). Saat penyampaian materi Kabu menjelaskan tentang sejarah Sistim pendidikan dari Era Prakolonial, Masa kolonial, Orde Lama,Orde Baru sampai Era Reformasi sekarang.
Namun, ia juga mengingatkan, hakikat dan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat telah diselewengkan oleh pererintah SBY yang jelas-jelas kaki tangan Neoliberalisme. Akibatnya, kata dia, dalam keadaan yang terjadi sekarang, pendidikan malah menjadi komoditi bisnis dan hanya dapat diakses oleh orang berduit saja. Kalaupun ada pendidikan untuk rakyat jelata, itupun kualitasnya pas-pasan.
“Berbagai masalah pendidikan adalah akibat dari kebijakan privatisasi dan komersialisasi pendidikan yang adalah buah dari kebijakan rezim negara yang menghamba pada kepentingan pasar,“ paparnya.
Menurut Wanandi Kabu, pendidikan kita bisa gratis dan berkualitas jika pemerintah mengelola aset rakyat berupa tanah, air, udara dan lain-lain untuk mengabdikan seluruhnya kepada rakyat sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945 non amandemen.
Dalam diskusi yang berlangsung sekitar 5 jam tersebut, banyak peserta yang turut menyumbangkan pikirannya terutama tentang pancasila sebagai ideologi bangsa yang sampai saat ini belum dilaksnakan dengan seutuhnya serta masalah pendidikan yang menurut sebagian besar peserta masih carut-marut.
Amro P. Kono


