“Kita Semua Adalah Chavez!”

Berikut ini adalah pernyataan solidaritas untuk Hugo Chavez dari Makassar Solidarity for Venezuela (MSF).

Kami menyampaikan duka yang sangat mendalam kepada Keluarga, sahabat dan seluruh rakyat Republik Bolivarian Venezuela atas wafatnya Hugo Chavez Frias di usia 58. Kepergian Chavez tentunya merupakan kehilangan besar bagi semua orang yang berjuang untuk keadilan dan kesetaraan.

Hugo Chavez kami kenal sebagai tokoh yang muncul dan menjadi pusat perhatian ketika rakyat Venezuela sedang menanggung beban krisis ekonomi yang terus memburuk dan jurang kesenjangan yang semakin luas. Pengalaman pahit tersebut membuat rakyat Venezuela semakin kuat dan menemukan momentum untuk merebut dan mengelola kekuasaan bersama Hugo Chavez. Dukungan rakyat Venezuela kemudian mengantarkan Chavez ke Istana Kepresidenan meski sebagian besar media yang dikuasai Oligarki giat berkampanye menentang Chavez. Sejak terpilih menjadi Presiden pada tahun 1998, Chavez dengan bahasa yang paling jelas dan tegas mengartikulasikan ketidaksepakatannya kepada Kapitalisme Neoliberal yang dianggap sebagai akar dari ketidaksetaraan yang kemudian berujung pada kemiskinan massal dan kesenjangan struktural.

Chavez dan Rakyat Venezuela adalah sebuah kesatuan utuh karena itu kuasa yang dijalankan Chavez adalah kuasa rakyat. Program pemerintahan Chavez dibangun dari gagasan bahwa “Kemiskinan tidak bisa dikikis jika kita tidak memberikan kekuasaan kepada rakyat”. Keyakinan Chavez terhadap kuasa rakyat tercermin melalui kebijakannya melembagakan Demokrasi Partisipatif ke dalam Konstitusi Venezuela. Inilah kemudian yang mendasari terbukaluasnya akses rakyat terhadap setiap kebijakan publik. Ini juga sekaligus bukti upaya Chavez untuk membuat kekuasaan tidak berpusat kepadanya tetapi ada disetiap jiwa rakyat Venezuela. Demokrasi Partisipatif yang telah dipraktekkan di Venezuela ini juga terbukti menjadi alternative terhadap Kapitalisme Neoliberal dengan demokrasi Proseduralnya.

Langkah Chavez bersama rakyat Venezuela tersebut tidaklah berjalan dengan mulus. Tentu saja sulit membayangkan sebuah rezim anti-neolib bisa berjalan tanpa resistensi dari barisan global penganjur neoliberalisme. Chavez harus menghadapi resistensi dalam beragam bentuk, mulai dari serbuan propaganda anti-Chavez yang begitu aktif dikampanyekan oleh media yang dimiliki kelompok Oligarki hingga kudeta militer yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Tapi semua serangan itu tidak mampu menjatuhkan Chavez, setiap upaya menjatuhkannya selalu saja harus berhadapan dengan soliditas rakyat Venezuela. Propaganda Anti-Chavez dari media-media besar mereka hadapi dengan media berbasis komunitas. Bahkan kudeta militer yang dilancarkan oleh pihak petinggi militer pro kubu liberal ditaklukkan oleh kekuatan massa yang tetap menginginkan Chavez memegang kendali kekuasaan. Kesemuanya itu sungguh menjadi referensi bagi semua orang di berbagai belahan dunia untuk menghadapi rezim neoliberal yang terus menggerogoti.

Hugo Chavez bersama rakyat Venezuela akan selalu kita kenang dengan Revolusi Bolivarian dan proyek “Sosialisme Abad 21” yang hadir dan berdiri tegak saat dunia sedang dipaksa untuk tunduk oleh frase ”Sejarah Telah Berakhir” dan “Tak Ada Lagi Alternatif”. Kemajuan yang dicapai rakyat Venezuela saat ini adalah bukti bahwa kedua frase tersebut hanyalah mitos dan adalah benar adanya bahwa “Another World is Really Possible”. Kini meski secara fisik Chavez telah tiada tapi Chavez sebagai gagasan alternative terhadap kapitalisme akan tetap hidup. Chavez sebagai gagasan tetap dapat kita temui pada diri ibu-ibu di Caracas, para pejuang kemerdekaan Palestina dan disetiap diri orang yang meyakini dunia yang damai tanpa eksploitasi itu adalah sebuah keharusan.

Saya adalah Chavez, Anda adalah Chavez dan Kita semua adalah Chavez !!!

Selamat Jalan Commandante Chavez !!!

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid