Inilah 5 Mata-Mata Perempuan Legendaris Soviet

Soviet mewariskan banyak kisah bagi generasi sekarang. Salah satunya tentang kehebatan mata-mata mereka. Organisasi telik sandi Soviet, Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), termasuk paling disegani dan ditakuti di dunia.

Bicara tentang telik sandi dan aktivitas mata-mata ini, ada keterlibatan perempuan di dalamnya. Banyak mata-mata hebat dunia adalah perempuan. Termasuk di Soviet.

Inilah lima mata-mata perempuan Soviet yang melegenda:

Nadezhda Plevitskaya

Nadezhda lahir dari keluarga petani miskin di Vinnikovo, provinsi Kursk, Rusia. Sejak kecil dia punya bakat penyanyi. Dan dia menjadi penyanyi terkenal di eranya. Dia kadang menyanyi juga untuk tentara merah.

Tahun 1919, dia ditangkap oleh tentara putih (penentang Soviet). Dia kemudian dievakuasi ke Turki. Saat itu dia melakukan banyak tur ke Eropa Barat dan Amerika. Dia pernah bermain bersama dengan komposer terkenal, Sergei Rachmaninof.

Saat pergi dari Rusia itu, Nadezhda menikahi seorang eksil Rusia berpangkat jenderal, Nikolai Skoblin. Dan pada 1931, keduanya direkrut oleh badan intelijen Soviet.

Selama enam tahun, pasangan ini memberikan informasi mengenai lingkungan imigran dari Rusia yang menetap di Eropa kepada Moskow. Operasi terbesar pasangan ini ialah penculikan seorang jenderal anti-komunis dan pimpinan tentara putih, Jenderal Yevgeny Miller, di Paris, pada 1937. Mereka berhasil memancing Jenderal anti-Soviet itu untuk melakukan pertemuan dengan diplomat Jerman, yang diperankan oleh agen lain.

Sang jenderal dibius dan dibawa ke Rusia melalui jalur laut. Sebelum pergi untuk menghadiri pertemuan jebakan tersebut, Miller meninggalkan secarik surat. Surat itulah yang membantu membongkar aksi Nadezhda Cs. Skoblin berhasil kabur ke Spanyol, tapi tak lama kemudian ia terbunuh. Sementara Nadezhda ditahan, dan dihukum 20 tahun bekerja sebagai buruh kasar. Ia tewas di tahanan di Rennes, Prancis, pada 1940.

Zoya Voskresenskaya

Pada 1929, Zoya yang baru berusia 22 tahun bergabung dengan divisi asing OGPU (Joint State Political Directorate). Tak lama kemudian, ia diundang ke Jenewa untuk menjadi seorang simpanan jenderal Jerman.

Ia mengenang kejadian itu. “Saya menjawab: Baiklah, saya akan pergi, saya akan menjadi simpanan, jika ini memang harus dilakukan, tapi saya akan menembak diri saya sendiri setelah ini semua selesai. Itu adalah pertama dan terakhir kalinya saya ditawari tugas semacam itu.”

Pada tahun 1930-an, ia bekerja di Manchuria, Latvia, Jerman, dan Austria. Pada awal Juni 1941, dengan menyamar sebagai staf VOKS (Persatuan Masyarakat untuk Hubungan Budaya dengan Negara Asing), Zoya menghadiri sebuah resepsi di kedutaan Jerman. Ia diundang untuk menari waltz dengan sang duta besar, Count Werner von der Schulenburg.

Saat menari, Zoya melihat bekas berbentuk persegi panjang di dinding, yang tadinya terpasang lukisan. Ia juga melihat sejumlah koper di pintu sebelah kiri yang dibiarkan terbuka. Ia kemudian melapor pada kantor pusat Soviet bahwa Jerman bersiap mengevakuasi kedutaan mereka. Sayang, laporannya diabaikan.

Pensiun pada tahun 1955, Zoya menjadi penulis buku anak-anak ternama. Tidak ada yang tahu kalau dia bekas telik sandi, hingga pada tahun 1990,  Kepala KGB saat itu, Vladimir Kryuchkov, menyebutkan dalam sebuah wawancara bahwa ia pernah menjadi mata-mata Soviet.

Margarita Konyonkova

Marggarita adalah telik sandi paling ulung. Tahun 1922, dia menikah dengan seorang pematung Soviet, Sergey Konyonkov. Tahun 1923, keduanya ke Amerika Serikat untuk urusan seni.

Namun, mereka memperpanjang masa tinggalnya di Amerika selama 22 tahun. Sementara Konyonkov memahat patung-patungnya, Margarita membuka sebuah salon di lokakarya suaminya di Greenwich Village, tempat ia menghibur para politisi ternama Amerika dan istrinya.

Ia kemudian biasa diundang ke Gedung Putih dan berkenalan dengan Ibu Negara Eleanor Roosevelt. Namun, target utama Margarita adalah para ilmuwan yang mengerjakan senjata nuklir. Dia berteman dengan ‘Bapak Bom Atom’ Robert Oppenheimer. Kemudian, pada 1935, dia diperkenalkan pada Albert Einstein.

Pada Einstein menarik. Banyak sumber menyebutkan, ilmuwan terkemuka itu jatuh cinta pada Margarita. Surat yang ditulis oleh Einstein kepada Margarita pada tahun 1945-1946 menjadi buktinya. Tidak jelas, apakah Einstein tahu kalau Margarita ini agen Soviet atau tidak.

Margarita berhasil merekrut sejumlah ahli nuklir AS untuk kepentingan Soviet. Bahkan, berkat permintaan Margarita, Einstein bertemu dengan kepala agen intelijen Soviet di New York. Luar biasa bukan?

Yelena Modrzhinskaya

Yelena lahir tahun 1910. Dia anak keluarga aristokrat Polandia yang menjadi exile setelah pemberontakan 1863. Dia sempat bekerja di koran Rusia, Komsomolskaya Pravda. Lalu bekerja di Komisariat Rakyat untuk Urusan Dalam Negeri (NKVD).

Tahun 1936, dia ditugaskan ke Warsawa, Polandia. Dia menyamar sebagai “Maria”, yang memerankan istri Kudebes Rusia di kota Tersebut. Tugasnya adalah mencari tahu informasi mengenai rencana Jerman menyerbut Soviet.

Sayang, tahun 1941, aksinya berhasil diendus oleh Gestapo. Dia dan Pyotr Gudimovich (memerankan “Ivan”, sang Dubes) diinterogasi oleh Gestapo. Tetapi keduanya tidak terbukti. Akhirnya, dia bersama diplomat lainnya dipertukarkan dengan diplomat Jerman yang masih berada di Moskow.

Anna Kamayeva-Filonenko

Pada musim gugur 1941, sebuah pasukan khusus di bawah Kementerian Dalam Negeri Uni Soviet melakukan latihan sabotase di Moskwa. Latihan itu dilakukan sebagai antisipasi jika Moskwa sewaktu-waktu diduduki Jerman.

Salah satu peserta latihan adalah Anna Kamayeva, yang kala itu berusia 23 tahun. Ia disiapkan untuk misi khusus yang amat sulit yaitu membunuh Adolf Hitler.

Pada akhirnya, Moskwa tak menyerah pada Nazi dan Anna dikirim ke belakang garis pertahanan musuh untuk mempersiapkan aksi sabotase di sana.

Pada Oktober 1944, ia dipindahkan ke Meksiko, dan menyiapkan sebuah operasi untuk membebaskan pembunuh Trotsky, Ramón Mercader, dari penjara. Namun, operasi tersebut dibatalkan pada saat-saat terakhir.

Setelah perang usai, Anna menikahi seorang agen mata-mata militer Soviet Mikhail Filonenko. Mereka menghabiskan 12 tahun menyamar di luar negeri bersama-sama, pertama di Cekoslovakia, kemudian di China, dan sejak 1955 di Brasil, tempat mereka mendirikan sebuah jaringan agen mata-mata.

Artikel ini diolah dari Russia Beyond The Headline (RBTH)

[post-views]