Jakarta, Berdikari Online
Senin, 5 Agustus 2024, Kedutaan Venezuela untuk Indonesia melalui email mengirimkan Information Material II regarding the Presidential Elections in Venezuela. Dalam materi tersebut, mereka menyampaikan terkait dengan proses-proses dan tahapan pemilihan presiden di Venezuela.
Pada bagian akhir, menerangkan terkait dengan keadaan pasca pemilihan presiden yang menyampaikan bahwa CNE Venezuela telah mengumumkan hasilnya dengan Nicolas Maduro Moros menjadi presiden terpilih untuk periode 2025-2031. Dari hasil tersebut muncul tindakan anti-demokrasi yang dilakukan oleh kelompok oposisi dari kandidat Edmundo Gonzalez Urrutia. Tindakan anti-demokrasi tersebut dipimpin oleh Maria Corina Machado. Alasan tindakan tersebut dilakukan adalah pihak dari kandidat Edmundo Gonzalez tidak menerima atas hasil yang diumumkan CNE.
Tindakan anti-demokrasi dilakukan secara tidak bertanggungjawab para pengikutnya: melakukan demonstrasi dengan kekerasan terhadap pemerintah dan fasilitas angkutan umum, terhadap perdagangan, terhadap markas besar polisi dan terhadap masyarakat itu sendiri. Mereka juga mendorong aktor-aktor dan faktor-faktor internasional untuk menyerang penghormatan terhadap prinsip-prinsip kedaulatan nasional dan non-intervensi dalam urusan negara.
Nicolas Maduro Moros mengajukan permohonan kepada Venezuelan Supreme Court of Justice (TSJ) atau yang kita sebut dengan Mahkamah Agung Venezuela pada tanggal 31 Juli 2024.
“Saya telah mengajukan banding terhadap Konstitusi demi perdamaian Venezuela dan saya telah mengajukan Permohonan Pemilu yang Kontroversial, yang tertuang dalam Konstitusi, dalam Undang-Undang Organik tentang Proses Pemilu. Mahkamah Agung, agar Majelis Hakim Mahkamah Agung mengabdikan dirinya untuk menyelesaikan penyerangan terhadap proses pemilu, upaya kudeta yang menggunakan proses pemilu, dan memperjelas segala sesuatu yang perlu diperjelas mengenai penyerangan tersebut, tentang proses ini,” demikian pengumuman yang disampaikan Nicolas Maduro dari Pengadilan Tinggi Venezuela.
Sebelumnya, Nicolas Maduro menyampaikan Banding Kontroversional di hadapan Dewan Pemilihan Pengadilan Tinggi yang didampingi oleh Cilia Flores, Reinaldo Muñoz, Delcy Rodríguez, Jorge Rodríguez.
Setelah dilakukan proses investigasi dan verifikasi dari permohonan tersebut, TSJ mengumumkan bahwa permohonan tersebut diterima untuk ditangani. Oleh karena itu, TSJ memanggil 10 kandidat dalam pemilihan presiden Venezuela tahun 2024 yaitu: Nicolas Maduro Maros, Luis E. Martinez, Edmundo Gonzalez, Daniel Ceballos, Antonio Ecarri, Bnjamin Rausseo, Enrique Marquez, Jose Brito, Javier Bertucci, Claudio Fermin untuk dimintakan keterangan pada Hari Jum’at, 2 Agustus 2024 pukul 14.00 waktu Caracas.
Permohonan tersebut dipimpin oleh Hakim Caryslia Beatriz Rodríguez yang juga Ketua Pengadilan Tinggi. 10 kandidat tersebut diberikan kesempatan untuk hadir dan memberikan segala keluhan, tuntutan atau bukti-bukti yang berkaitan dengan hasil pemilu. Dari panggilan tersebut, calon dari MUD, Edmundo González Urrutia, mengabaikan panggilan pengadilan.
Hasil dari sidang pertama, Pengadilan meminta CNE untuk memberikan instrumen-instrumen yang berkaitan dengan proses pemilihan Presiden tanggal 28 Juli 2024 sebagai berikut: berita acara pemeriksaan TPS dan berita acara pengumuman proses tersebut baik berkas dari dokumen fisik maupun dokumen yang berkaitan dengan sistem teknologi yang digunakan untuk pemilihan presiden selambatnya dalam Tiga hari sejak pemberitahuan ini disampaikan.
Nicolas Maduro Moros sebagai presiden terpilih dalam pemilihan Presiden Venezuela 2024 meminta agar TSJ memberikan keputusan yang memungkinkan terpeliharanya perdamaian ketenangan dan penghormatan terhadap keputusan kedaulatan Rakyat dalam pemilu terakhir tanggal 28 Juli. Namun , oposisi fasis Venezuela, bersama dengan aktor internasional, lebih memilih jalan kekerasan; destabilisasi kelembagaan, sosial dan politik; serta penghasutan kudeta dengan dukungan media transnasional dan pemerintah imperialis atau mereka yang tunduk pada mereka.
Senin, 5 Agustus 2024, CNE menghadiri panggilan persidangan Mahkamah Agung yang sebelumnya telah disampaikan.
Dalam Information Material II disampaikan, Rakyat dan Pemerintah Venezuela mengajak masyarakat dan pemerintah di dunia untuk memberikan dukungan dan pengakuannya terhadap keinginan perdamaian dan stabilitas demokrasi yang diratifikasi pada tanggal 28 Juli, dan tetap waspada dalam menghadapi perkembangan pasca pemilu di Venezuela.
Ika

