Manado, Berdikari Online- Alpianus Tempongbuka selaku Ketua Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi Eksekutif Wilayah Sulawesi Utara (LMND EW-SULUT) menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengecam keras tindakan represif yang dilakukan oleh oknum Polisi terhadap masa aksi LMND Daerah khusus Jakarta.
Diketahui bahwa Aksi yang diselenggarakan sebagai bentuk aksi Refleksi Hari Sumpah Pemuda, mengangkat isu Demokrasi dan Pendidikan.
“Kita semua tau bahwa Demokrasi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja, contoh kasus data yang di keluarkan lembaga Pengawas Pemilu bahwa kurang lebih masih ada 10 Daerah yang rawan akan kecurangan Pemilu dan DK Jakarta berada di posisi kedua setelah Sulawesi-Utara, ditambah lagi Sistem Pendidikan yang begitu semrawut contoh kasus banyak Guru yang mengeluh dikarenakan waktu yang habis mengejar administrasi bukan mengajar”. ujar Alpianus
Ia juga mengatakan bahwa dalam menyelenggarakan aksi LMND selalu mengedepankan fikiran dan bergerak terorganisir sederhananya sebelum menggelar aksi LMND selalu melaksanakan kajian dan advokasi.
Tindakan Represifitas merupakan kontra produktif dari demokrasi, diketahui beredarnya video serta laporan LMND DK Jakarta bahwa oknum Polisi melahirkan ketegangan di Lapangan dengan mengeluarkan narasi yang tidak sepantasnya sebagaimana mengutarakan kata monyet dan lonte yang diutarakan oknum Polisi.
Alpianus menambahkan bahwa dalam aksi damai yang diselenggarakan juga adanya kekeliruan dalam Intansi Polri dalam menangani masa aksi. Sebagaimana dimaksud bahwa tugas pihak kepolisian adalah menanggulangi gangguan kamtibmas berkadar tinggi kerusuhan Massa, kejahatan terorganisasi bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radioaktif.
LMND EW-SULUT mendesak agar Kapolri segera mengambil tindakan tegas terhadap oknum Polisi yang bertindak semena-mena dan sebagai bentuk solidaritas LMND EW-SULUT akan menggelar aksi di Wilayah Sulawesi Utara. Tutupnya
(Jul)


