Presiden Venezuela Hugo Chavez kembali mengulang seruannya untuk menggunakan solusi damai atas persoalan Libya.
Chavez mengatakan, “mari berdoa kepada tuhan untuk rakyat Libya dan rakyat seluruh dunia: perdamaian untuk dunia.”
Sejak awal meletusnya konflik di Libya, Chavez sudah berdiri pada posisi “jalan damai”. Akan tetapi, negara-negara barat telah menggunakan jalan kekerasan untuk mengatasi persoalan internal di Libya.
Chavez menggambarkan intervensi AS dan sejumlah negara barat di Libya sebagai “pembantaian” terhadap rakyat, demi untuk memberi dukungan militer kepada para pemberontak.
Chavez mengatakan, “demokrasi palsu” telah menghancurkan Tripoli dengan bom yang menghancurkan sekolah, rumah sakit, rumah penduduk, pabrik, dan tanah pertanian.
Presiden berhaluan sosialis ini menuding Amerika Serikat dan sekutunya telah mengatur serangan berbahaya terhadap negara-negara merdeka untuk mengontrol sumber daya alamnya.
Untuk itu, kata Chavez, perlu ada upaya untuk menetralisir setiap upaya Amerika Serikat untuk mengacaukan dan campur tangan dalam krisis politik seperti di Libya dan Suriah.
Venezuela, sebagai pemilik cadangan minyak terbesar di dunia, tidak luput dari ancaman dan gangguan dari imperialis Amerika Serikat. AS sendiri sudah diketahui terus-menerus mendanai oposisi Venezuela guna menggoyang pemerintahan anti-imperialis di Venezuela.