Sri Mulyani Dicopot, LMND Dorong Presiden Copot Dan Tidak Lagi Beri Ruang Kaum Serakahnomics

Jakarta, Berdikari Online– Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EN LMND) menyambut pencopotan Sri Mulyani dari jajaran kabinet dengan pernyataan tegas.

Pernyataan LMND yang baru saja menutup Kongres X di Mataram, Nusa Tenggara Barat itu menilai, Sri Mulyani selama ini adalah representasi nyata dari kaum serakahnomics—musuh rakyat yang harus disingkirkan demi tegaknya agenda Persatuan Nasional.

“Dipecatnya Sri Mulyani tidak bisa dilepaskan dari kebijakan-kebijakannya yang selama ini menekan rakyat. Ia adalah simbol neoliberalisme ditubuh pemerintahan,” kata Ketua Umum LMND, Muh. Isnain Mukadar, Senin, (08/09).

Menurut Wale, sapaan akrab Muh. Isnain Mukadar, merinci, sejak menjabat Menteri Keuangan, Sri Mulyani dikenal dengan kebijakan fiskal yang pro pasar: menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 menjadi 12 persen, memperluas basis pajak yang membebani kelas menengah bawah, hingga mengandalkan utang luar negeri untuk menambal anggaran.

“Kebijakan itu adalah cerminan dari serakahnomics: rakyat dikuras, korporasi besar dimanjakan,” kata Wale.

Menurutnya, garis kebijakan semacam itu tidak berdiri sendiri.

Ini tutur Wale, telah dikaji secara mendalam pada Kongres X LMND, bahwa katanya, persoalan pokok Indonesia saat ini adalah dominasi kaum serakahnomics.

Mereka terdiri dari tiga pilar utama: imperialisme-neoliberalisme yang terus merongrong kedaulatan bangsa; oligarki yang merusak moral elite dan menyandera demokrasi; serta birokrat korup yang selalu mencari keuntungan pribadi dan golongannya yang selalu menjadi penyakit bagi bangsa.

“Kaum serakah ini adalah musuh rakyat sejati. Mereka tumbuh dalam partai politik, birokrasi, dan aparatur negara. Membiarkan mereka bercokol sama artinya dengan memiskinkan rakyat dan memecah belah bangsa,” katanya lagi.

LMND menilai langkah Presiden Prabowo untuk menjalankan program-program pro-rakyat sering terganjal oleh perlawanan kaum serakahnomics.

Pencopotan Sri Mulyani, katanya, harus dilihat sebagai momentum untuk membersihkan lingkar kekuasaan dari pengaruh neoliberal.

“Kalau kompromi dengan musuh rakyat terus terjadi, agenda persatuan nasional akan gagal sejak awal,” tegasnya.

Lebih jauh, LMND menyerukan agar rakyat bersatu memusatkan perlawanan terhadap kaum serakahnomics ini.

Isnain menutup pernyataan dengan menegaskan posisi LMND.

“Konsensus nasional hanya mungkin terwujud bila kaum serakahnomics disingkirkan. Tidak ada kedamaian tanpa keadilan. Ini saatnya Indonesia benar-benar berdaulat, maju, adil, dan makmur,” tutup Wale.

(Feby)

[post-views]