Jakarta, Berdikari Online- Aktivis PMKRI menanggapi Pembangunan Geotermal, sebab Indonesia semakin serius dalam melakukan transisi energi dari energi konvensional menuju energi terbarukan.
Joel Mahendra Tampubolon merupakan Pimpinan Pusat PMKRI menyampaikan bahwa Geotermal yang merupakan energi yang berasal dari panas bumi dinilai sebagai alternatif dalam upaya transisi energi. Energi ini dinilai lebih ramah lingkungan dibanding energi konvensional seperti batubara dan minyak bumi. Pontensi emisi gas geotermal terbilang lebih kecil dibanding energi konvensional. Dengan berbagai pertimbangan yang mendasar, geotermal dianggap menjadi solusi kongkrit untuk menjaga ketersediaan energi di Indonesia dimasa mendatang.
Menurutnya Ditengah upaya menjaga ketersediaan energi yang dianggap terbarukan, ramah lingkungan dan berkelanjutan, ada berbagai hal mendasar yang juga perlu untuk di perhatikan. Pertama, apakah proyek energi terbarukan yaitu geotermal sungguh-sungguh dibangun untuk kepentingan masyarakat? Kedua, apakah masyarakat akan dilibatkan dalam pengambilan kebijakan dan aktivitas pembangunan Geotermal? Ketiga, apakah pembangunan Geotermal diberbagai daerah telah memberikan perhatian yang serius terhadap dampak lingkungan? Keempat, apakah pemerintah telah memiliki strategi dalam upaya pencegahan risiko bencana pembangunan Geotermal? Kelima, Apakah pembangunan Geothermal juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat?
“Pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut harus dipikirkan oleh pemerintah sebelum mengambil kebijakan dan melakukan pembangunan infrastruktur Geothermal. Jangan sampai pembangunan infrastruktur dilakukan dengan mengabaikan kepentingan masyarakat dan tidak memperhatikan dampak lingkungan. Pembangunan Geothermal sebagai energi terbarukan harus memberikan perhatian terhadap pembangunan berkelanjutan yang positif. Masyarakat harus diuntungkan dalam project ini,” ujar Joel.
sebagai sampel lanjut Joel Di Sumatera Utara terutama wilayah Tapanuli atau kawasan sekitar danau Toba juga menjadi daerah yang memiliki potensi besar dalam pembangunan energi Geotermal. Di Tapanuli Utara proyek geotermal sudah berlangsung sejak tahun 2017. Di kabupaten Mandailing Natal tepatnya di Sorik merapi pembagunan pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dimulai sejak tahun 2019. Di kabupaten tapanuli selatan dan juga kabupaten Samosir juga dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan proyek Pembangkit listrik tenaga panas bumil. Proyek geotermal di Tapanuli Utara dinilai mampu memasok listrik untuk 600.000 rumah di daerah Tapanuli dan sekitarnya.
Joel Mahendra Tampubolon juga merupakan putra daerah Sumatera Utara mencoba memberikan perhatian serius terhadap pembangunan Geotermal di Tanah Tapanuli dan sekitarnya yang telah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Ia menyoroti terkait dengan relasi pembangunan geotermal dengan kepentingan masyarakat dan dampak lingkungan. Ia berharap pembangunan geotermal di Tanah Tapanuli tidak mengabaikan kepentingan masyarakat dan dampak lingkungan.
Ia berharap, narasi tentang Geotermal sebagai energi terbarukan tidak sekedar menjadi alat hegemoni pemerintah untuk mempengaruhi publik lalu mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat. Ia menyampaikan, Bahwa Geotermal memang lebih ramah lingkungan dibanding energi konvensional, tetapi bukan berarti tidak memberikan efek emisi energi dan bukan tanpa memiliki resiko bencana. Sehingga pembangunan Geotermal harus melalui pertimbangan dan kehati-hatian yang tinggi, agar tidak sampai mengorbankan atau merugikan masyarakat. Masyarakat harus betul-betul paham dan sadar akan keberadaan Geotermal dan dampaknya terhadap masyarakat itu sendiri.
Menurutnya Geotermal merupakan energi yang bersumber dari panas bumi yang dianggap sebagai bagian dari pengembangan energi terbarukan. Energi ini dinilai lebih ramah lingkungan dan lebih efektif sebagai pengganti energi konvensional untuk masa mendatang. Pembangunan Geotermal di Tanah Tapanuli atau pesisir danau Toba merupakan upaya alternatif dan progresif pemerintah dalam memastikan ketersediaan energi. Pasalnya ada beberapa daerah Tanah Tapanuli dan sekitarnya yang memiliki potensi geotermal dan bahkan ada yang telah beroperasi sejak beberapa tahun lalu, seperti yang terdapat di Tapanuli Utara dan Mandailing Natal. Sebagai sumber energi terbarukan, pembangunan Geotermal harus sungguh-sungguh mendapatkan perhatian dari masyarakat. Jangan sampai masyarakat tidak mengetahui dan menyadari akan keberadaan pembangunan Geotermal di Tapanuli hingga tidak mengetahui dampak dan resiko kedepannya.
“Saya meminta kepada pemerintah agar pembangunan Geotermal di Tanah Tapanuli dan sekitarnya di perhatikan secara serius. Jangan sampai pembangunan ini hanya menjadi proyek yang memperkaya elit-elit politik. Masyarakat sudah lelah dan bosan di bohongi dan dibodohi oleh pemerintah. Pembangunan Geotermal di Tanah Tapanuli harus dilakukan secara transparan dan melibatkan peran aktif masyarakat. Dan yang paling penting adalah bahwa pembangunan Geotermal harus mengedepankan kepentingan masyarakat dan memperhatikan secara betul akan dampak lingkungan. Jangan sampai pembangunan merusak lingkungan di tanah Tapanuli dan keberadaan Danau Toba. Pembangunan harus tetap menjaga keindahan tanah Tapanuli dan Danau Toba serta tidak mengganggu pemukiman dan mata pencaharian warga Tapanuli,” tegas Joel.
(Feby)


