Jakarta, Berdikari Online
Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Daerah Khusus Jakarta (EW-LMND DKJ) melaksanakan agenda pelantikan di Hotel Puri Mega pada hari Kamis, 19 September 2024.
Pelantikan tersebut dihadiri oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Adil Makmur, DPW PRIMA DK Jakarta, Nuradim, Alumni LMND, Masyarakat Tanah merah, Masyarakat Menteng Pulo, Ketua-Ketua Cipayung Plus, Anggota DPRD Jakarta, WALHI, dan Pengurus Eksekutif Nasional LMND sekaligus melantik Pengurus Wilayah terpilih.
Pengurus Wilayah DKJ yang terpilih dalam forum konferensi Wilayah dilantik oleh Sekretaris Jenderal LMND Syamsul Ma’rif berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 08.046/EN-LMND/IX/2024 Tentang pengesahan Struktur Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW-LMND) Daerah Khusus Jakarta.
Struktur Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW-LMND) Daerah Khusus Jakarta 2024-2026 adalah:
Ketua: Betran Sulani, SH
Sekretaris: Arif Ramlan, S.Pd
Bendahara: Muhammad Afrizal, S.Kom
Departemen Kajian dan Bacaan: Hosea Marlodik Rumbiak, SH
Departemen Pengembangan Organisasi: Gio Rugery Djoma
Departemen Agitasi dan Propaganda: Heingch A Mansawan
Departemen Kaderisasi: Moh. Muktar Efendi, S.Ars
Ketua Wilayah terpilih Betran Sulani dalam sambutannya menyampaikan bahwa di tengah konflik internal LMND tentu ini akan menjadi tantangan bagi kepengurusan ini. Akan tetapi, hal ini tidak akan menyurutkan semangat pengurus untuk terus membesarkan dan menyebar-luaskan LMND di Kota Jakarta.
“Kami Mengusung Tema Jakarta Global: Dilema Pembangunan dan Keadilan Sosial. Tentu ini berkaitan dengan transformasi Jakarta pasca ibu kota negara dipindahkan. Akan tetapi, Pembangunan belum merata dan keadilan sosial belum terwujud,” ungkap Betran.
Ia juga mengatakan hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Misalnya, warga Menteng Dalam yang tidak memiliki tempat tinggal sehingga mereka harus tinggal di atas tanah makam. Kemudian kelalaian PT Pertamina Patra Niaga penyebab meledaknya Depo Pertamina Plumpang sehingga mengakibatkan kebakaran di Tanah Merah dan banyak Masyarakat yang mengalami kerugian materil dan imateril.
“Mungkin masih banyak lagi ketidakadilan yang dialami oleh Masyarakat Jakarta. LMND sebagai organisasi massa yang memiliki prinsip kepeloporan dan garis massa akan terus mengawal dan ikut memperjuangkan hak-hak masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang layak dan sejahtera,”kata Betran.
Di kesempatan yang sama Ketua Umum LMND Samsudin Saman dalam sambutannya menyampaikan bahwa ada tiga hal yang harus dijalankan oleh pengurus. Pertama, harus memiliki visi dan tujuan untuk kemajuan organisasi ke depan; kedua, DK Jakarta merupakan pusat gerakan mahasiswa, oleh sebab itu harus mementingkan kepentingan kolektif; ketiga memiliki prinsip terhadap apa yang telah diputuskan baik itu dari EN sampai Komisariat harus dijalankan sesuai dengan mekanisme keorganisasian.
“Melihat perspektif organisasi kita ke depan mengikuti satu tantangan zaman tentunya hari ini jika dalam organisasi tidak memiliki pandangan dan perspektif untuk bagaimana melihat keorganisasian kita ke depan, maka yakin dan percaya kita tidak akan bisa bersaing dengan organisasi-organisasi yang lain. Itu yang harus dipegang oleh pengurus terpilih,” kata Samsudin.
Selain itu perwakilan Alumni LMND yang diwakili oleh Ahmad Rifai berkesempatan untuk memberikan sambutan dalam acara tersebut. Dalam sambutannya , Rifai menyampaikan bahwa LMND lahir dari dinamika politik pasca reformasi 98 merupakan satu wadah besar dari organisasi-organisasi di daerah dan dikonsolidasikan secara nasional dan lahirlah LMND.
“Ada beberapa tekanan ketika LMND ini diisi oleh anak muda di mana punya dinamika tinggi, emosional, banyak membaca literasi sehingga membaca buku harus dipraktekkan, membaca teori ini dipraktekkan sehingga tanpa sadar satu pijakan sehingga banyak menimbulkan konflik dan perpecahan di tubuh LMND itu sendiri,” kata Rifai.
Hadir pula Ketua DPW PRIMA DK Jakarta Nuradim alias Aris Clowor. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa Jakarta sudah menjadi kota global sejak puluhan tahun yang lalu. Akan tetapi pembangunan belum merata. Masih banyak masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal, kemiskinan masih tinggi, kesehatan belum merata, dan masih banyak anak yang tidak berpendidikan.
“Untuk menuju kota global, semua tatanan harus diperbaharui mulai Pembangunan, pertumbuhan ekonomi, peningkatan sumber daya manusia, pemberantasan kemiskinan, sampai menyelesaikan persoalan yang sering dihadapi oleh masyarakat. Apabila itu mampu dilaksanakan maka cita-cita Indonesia Emas bisa terwujud di tahun 2045,” ungkap Aris.
(Feby)


