Tantangan Kaum Muda Menuju Indonesia Emas

Jakarta, Berdikari Online – “Pada akhir-akhir ini, kita melihat ada satu gejolak besar yang terjadi di Amerika Serikat yaitu gerakan solidaritas anak-anak muda, mahasiswa, yang begitu massif terjadi dengan membawa tuntutan-tuntutan yang spesifik yang bisa dinegosiasikan dengan pihak kampus. Semisal, terkait dengan investasi atau perdagangan saham oleh Israel di beberapa kampus Amerika Serikat yang dapat menguntungkan dan membantu pihak Israel agar segera ditarik, diblokade,” ujar Dominggus Oktavianus Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) dalam diskusi bertema “Peta Jalan Kaum Muda Menuju Indonesia Emas ” di Kelakar Coffee, Jl. Tebet Dalam IV, Nomor 98 Jakarta Selatan, Minggu (12/05/2024).

Dominggus Oktavianus yang mengawali diskusi tersebut sebagai Keynote Speaker menanyakan, bagaimana peta jalan keluar menuju Indonesia Emas ke depan. “Hal yang sangat penting adalah soal industrialisasi. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang mencapai negara maju tanpa adanya industrialisasi. Industrialisasi itu mutlak dan awal dari Industrialisasi adalah Hilirisasi yang sudah dimulai oleh Pemerintah Indonesia saat ini. Akan tetapi masih ada banyak catatan yang harus dipertajam dan dikoreksi,” kata Dominggus.

“Untuk mencapai Indonesia Emas, kita harus selesaikan tiga problem pokok Indonesia hari ini yaitu Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN). Negeri ini dibangun dari diskursus panjang. Oleh karenanya, perdebatan di ruang publik tentang imajinasi untuk kemajuan terus dikobarkan; hilirisasi dan industrialisasi adalah kunci dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Samsudin Saman, Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi dalam diskusi tersebut. “Satu negara, satu bangsa tidak akan maju kalau tidak didorong dalam pandangan atau prinsip tentang Demokrasi ke depan” tambah Samsudin. Samsudin Saman pun menegaskan menegaskan agar bisa mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang tangguh serta inovatif. Tujuannya agar pada tahun 2045, Indonesia sudah siap menjadi Indonesia Emas bukan Indonesia cemas.

Dalam kesempatan itu, Delpedro Marhaen, salah satu pembicara, menyatakan pandangannya mengenai Peta Jalan Kaum Muda menuju Indonesia Emas. “Diskusi ini sempat menuai banyak tanggapan dari pemuda dan mahasiswa karena bagi mereka, partai PRIMA, LMND, dan TKN Prabowo memiliki arah perjuangan yang berbeda sehingga saya juga ingin teman-teman yang berbeda pendapat menghadiri diskusi namun mereka tidak menghadiri agenda diskusi ini sehingga kurang mampu menimbulkan perdebatan pikiran. Bagi saya, menuju Indonesia Emas pertama kali harus dimulai dari perdebatan dan tradisi ini harus dijaga demi menuju Indonesia emas. Dia harus terbiasa berdebat termasuk jujur dan apa adanya dalam diskusi. Statistik dan semua yang telah disebutkan tadi tidak bakal untuk menjadikan Indonesia emas. Indonesia Emas baru akan terwujud jika ada satu langkah yang pertama: mengadili rezim sebelumnya. Kita tidak boleh signifikansi dalam suatu persoalan. Merancang suatu agenda baru sebelum menyelesaikan agenda sebelumnya. Poin berikutnya jangan berdiskusi hanya dengan kelompok kita tetapi berbaur dan berdiskusi dengan berbagai kelompok.” katanya. “Saya percaya bahwa perubahan sosial lahir dari pertikaian. Jika tidak ada pertikaian pendapat, tidak ada perubahan sosial. Perdebatan masyarakat mampu menciptakan imajinasi kemudian imajinasi itu disalurkan melalui media formal: audiensi dan lain-lain dan informal: unjuk rasa dan demonstrasi, ” tambah Delpedro.

Diskusi tersebut juga dihadiri Gema Sasmita dari Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran dengan Ayu Wulandari sebagai moderator; dimeriahkan dengan penampilan Stand Up Comedy Rizal Jais dan Bahri serta Band Redflag.

(Fikar Toadore, Jojo, Chrystofel Babys)

[post-views]