Aktivis, Dosen dan Pengacara Jadi Pembicara di Pendidikan LMND Siantar

Pematangsiantar, Berdikari Online, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) gelar pendidikan dasar organisasi yang diikuti 23 peserta dari beberapa kampus di Kota Pematang Siantar. Diselenggarakan di sebuah rumah di kawasan Handayani, Siantar Sitalasari, dimulai Senin 10-12 Juli,  aktivis, pengacara, dosen serta penggiat organisasi pro demokrasi di Siantar jadi pembicara.

Ketua EK LMND Siantar, Dofasef Hutahaean mengatakan, LMND merupakan organisasi mahasiswa berskala nasional yang kini berusia 24 Tahun. Di Kota Siantar LMND eksis sejak medio 2000’an.

“Saat ini LMND Siantar melakukan kaderisasi dan pengenalan profil organisasi dan arah juang organisasi di sektor mahasiswa,” kata pria yang akrab disapa Dopa, Rabu.(12/7)

Pada hari pertama,  materi pengantar dasar Filsafat dibawakan aktivis Torop Sihombing. Materi bertema Pancasila dibawakan Pengacara Reinhard Sinaga, SH dan Pranoto, SH.  Materi Sejarah Gerakan Mahasiswa dibawakan Ferry Simarmata dan Rektor STAI Samora sekaligus Dosen, Imran Simanjuntak. Pendidikan ini sekaligus membahas isu problematika masyarakat Indonesia dan Ekonomi-Politik (Ekopol) yang dibawakan Pengurus LMND Lampung Riski Oktara putra.

“Dalam kegiatan ini, baik pembicara maupun peserta mengeksplorasi materi pembelajaran dari perspektif yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

 Acara penutup ditandai dengan pengukuhan 23 peserta sebagai anggota baru LMND Pematang Siantar, yang diharapkan mampu terjun mengaplikasikan ilmu pengetahuan di tengah tengah masyarakat maupun kampus.

“Selamat bergabung dalam keluarga besar Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi. Ini adalah rumah dan cita-cita besar ada di tangan kita” ucapnya.

Pengacara dari LBH Pematang Siantar Parluhutan Banjarnahor berharap anggota LMND tetap konsisten mengadvokasi kasus-kasus yang bersinggungan dengan masyarakat kalangan bawah dan kelompok minoritas. Pria yang pernah bergabung di LMND ini juga mendorong agar Mahasiswa tak lupa mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebagai semangat untuk hadir di tengah tengah masyarakat.

“Pengabdian kepada masyarakat artinya, sebagai mahasiswa diwajibkan turun ke lapangan untuk membantu masyarakat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki,” ujar Banjarnahor.

[post-views]