Ribuan rakyat Malaysia menggelar aksi massa menentang agenda perdagangan bebas Trans-Pacific Partnership (TPP) di Kuala Lumpur, Sabtu (23/1/2016).
Aksi protes tersebut bertepatan dengan rencana Sidang Parlemen Malaysia, Selasa (26/1), yang akan memperdebatkan dan memutuskan sikap terhadap perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan 12 negara tersebut.
Aksi tersebut melibatkan sejumlah partai politik, seperti Partai Sosialis Malaysia (PSM), Partai Amanah Negara (Amanah), dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS).
Juga melibatkan 60-an organisasi rakyat dan LSM yang tergabung dalam koalisi Bantah TPPA. Tokoh Bersih 2.0, Maria Chin Abdullah, juga hadir di aksi dan menyatakan penolakan terhadap TPP.
Dalam pernyatannya, PSM menganggap TPP sebagai bentuk penjajahan baru korporasi multinasional untuk memaksimalkan keuntungan dengan mengorbankan rakyat.
“Wakil rakyat di Parlemen harus menolak TPP jika mereka betul-betul mengutamakan hak dan kepentingan rakyat,” demikian pernyataan PSM seperti dilansir di halaman resminya di facebook, Minggu (24/1/2016).
Tokoh oposisi yang juga salah satu pimpinan Partai Keadilan Rakyat (PKR), Chua Tian Chang, mengatakan bahwa TPP akan berdampak pada kedaulatan Malaysia.
“Lapangan pekerjaan akan berkurang dan harga obat-obatan akan melonjak naik,” katanya seperti dikutip koran Republika.
Sementara Wakil Presiden PAS Datuk Tuan Ibrahim meminta Dewan Fatwa Nasional—sejenis MUI di Indonesia–mengeluarkan statemen menentang TPP.
“Mereka jangan sibuk memberikan fatwa pada makanan dan minuman,” kata Datuk Tuan Ibrahim di tengah kumpulan massa PAS di Padang Merbok.
Sedangkan tokoh Bersih 2.0 Maria Chin Abdullah mengatakan TPP akan berdampak pada usaha kecil.
“Demonstrasi ini adalah suara rakyat. Kami harap pemerintah akan mendengar dan tidak meneken TPP di parlemen,” katanya seperti dikutip The Malaysia Insider.
Untuk diketahui, kesepakatan TPP ditandatangani di Atlanta, Amerika Serikat, pada 5 Oktober 2015. Ada 12 negara yang turut bergabung dalam kesepakatan ini: Amerika Serikat, Australia, Kanada, Brunei, Chili,a Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Raymond Samuel

