Masih ingat istilah negara autopilot? Ya, istilah ini populer di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, negara berjalan seolah-olah tanpa kehadiran Presiden. Penyebabnya, Presiden SBY selalu lamban, bahkan seringkali absen, dalam berbagai persoalan krusial yang dihadapi bangsa.
Nah, beda lagi dengan era pemerintahan Jokowi sekarang. Kalau dulu era SBY kerap dipersepsikan autopilot, maka pemerintahan Jokowi sekarang justru dianggap multipilot.
“Persepsi publik, pemerintahan Jokowi ini multipilot,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, dalam diskusi ”Buruk Kinerja, Kabinet Terbelah” di Warung Daun, Cikini, Sabtu (9/1/2016).
Menurut dia, persepsi multipilot ini bisa muncul karena pemerintahan tidak hanya dikontrol dan dipimpin oleh Presiden seorang. Hal ini setidaknya bisa dilihat dari perbedaan pandangan antara Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, hingga para menteri di Kabinet Kerja.
“Sangat kelihatan ada kutub-kutub di kabinet,” ujar Hanta.
Karena itu, terkait isu reshuffle Kabinet yang lagi santer, Hanta mengusulkan agar Presiden Jokowi memilih Menteri-Menteri yang benar-benar loyal kepadanya.
“Pastikan bosnya nomor satu adalah Presiden meski dia kader partai. Jangan sampai, misalnya, dia lebih loyal ke Wapres, ke ketua umum parpol, atau ke pemilik kapital,” jelasnya.
Tuduhan pemerintahan Jokowi ini multipilot sudah bergema cukup lama. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, pernah melontarkan kesimpulan yang sama.
“Kalau dulu (pemerintahan SBY) autopilot, sekarang malah many pilot. Banyak pilotnya,” kata Siti Zuhro seperti dikutip jpnn.com, Senin (23/11/2015).
Dia menilai, politik di bawah Jokowi terkesan seperti tanpa komando. Ia merujuk pada kasus pencatutan nama Presiden terkait kasus Freeport. Dia juga melihat pada banyaknya fragmentasi kekuatan di eksekutif.
Kesimpulan serupa juga pernah dilontarkan oleh Romo Benny Susetyo. “Kalau dulu zaman SBY dikenal dengan pemerintah autopilot, saat ini Jokowi bisa disebut banyak pilot. Pasalnya, banyak sekali yang menyetir dia,” ujar Romo Benny seperti dikutip okezone.com, Senin (26/10/2015).
Kata Romo Benny, pilot-pilot itu menyetir Jokowi dalam berbagai kepentingan, mulai bisnis sampai politik. Pilot-pilot ini juga saling bersaing agar dapat dipercaya Jokowi.
“Pilot-pilot itu punya kepentingan, baik kepentingan bisnis, kepentingan jangka pendek, maupun kepentingan untuk saling menikung,” ungkap Benny.
Memang, kalau kita perhatikan perjalanan pemerintahan Jokowi-JK selama setahun lebih ini, tampak sekali banyak kontradiksi di tubuh pemerintahan. Menteri-menteri seolah-olah berjalan sendiri-sendiri. Bahkan, sesama Menteri di Kabinet Kerja sering berbenturan di depan publik.
Muncul juga isu “dua matahari” di tubuh pemerintahan, yakni Presiden dan Wakil Presiden. Dua matahari ini sering bertabrakan kepentingan dalam sejumlah kebijakan. Sehingga memicu kegaduhan politik tak berkesudahan.
Sebetulnya, rakyat sudah jenuh dengan kegaduhan politik yang muncul hampir tiap hari di pemerintahan. Mereka berharap pemerintahan Jokowi-JK bisa bekerja lebih serius untuk mewujudkan janji kampanye mereka, yakni Nawacita dan Trisakti.
Muhammad Idris


