LMND Adukan Kekerasan Polisi Di Bima Ke Komnas HAM

Puluhan aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) mendatangi Kantor Komnas HAM untuk melaporkan kasus penembakan dan penangkapan 60 petani di Kecamatan Lambu, Bima.

Kejadian tersebut, sebagaimana diterangkan dalam pernyataan sikap LMND kepada wartawan, bermula dari aksi ribuan warga saat melakukan aksi menolak pemberian Ijin Usaha Pertambangan (IUP) kepada PT. Sumber Mineral Nusantara.

Aksi tersebut semula berjalan dengan damai. Namun, saat sejumlah perwakilan petani sedang melakukan negosiasi, sebuah provokasi telah dijadikan alasan bagi pihak kepolisian untuk melepaskan tembakan secara membabi buta kepada warga.

Sejurus dengan itu, ketika warga mengetahui dua temannya terkena tembakan, mereka pun mengamuk dan melakukan perlawanan. Kantor Kecamatan Lambu hangus dibakar oleh massa rakyat yang marah.

Sejak hari itulah Polisi mulai melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap puluhan warga dan aktivis gerakan rakyat. “Kejadian ini menjelaskan kepada kita, bahwa kepolisian masih menempatkan dirinya sebagai penjaga kepentingan modal,” demikian ditulis LMND dalam statemennya.

Pihak Komnas HAM, yang diwakili oleh Komisioner Kabul Supriyadi, menyatakan akan menindak-lanjuti pelaporan ini. “Kami akan menindak-lanjuti setiap pelaporan dari setiap masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum LMND Lamen Hendra Saputra mendesak agar Komnas HAM segera turun tangan untuk melakukan penghentian penangkapan terhadap kaum tani di Kecamatan Lambu, Bima.

Ia juga mendesak agar pihak Kepolisian segera membebaskan keseluruhan petani yang tertangkap tanpa syarat.

Dan, terakhir dalam tuntutan, LMND mendesak agar IUP PT. Sumber Mineral Nusantara segera dicabut dan perusahaan tambang emas tersebut menghentikan proses eksplorasinya di Kecamatan Lambu.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid