10 Fakta tentang Kelahiran Sukarno

Tanggal 6 Juni, 122 tahun yang lalu, Sukarno lahir. Beliau merupakan salah satu Bapak Bangsa yang berjasa besar bagi kemerdekaan Indonesia.

Sejak 1920-an, dia memimpin organisasi pergerakan nasional yang memperjuangkan Indonesia merdeka. Lalu, pada 17 Agustus 1945, bersama Mohammad Hatta, dia membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Soal tanggal dan tempat lahir Bung Karno, sempat ada beberapa versi, sehingga menjadi polemik. Belakangan, riset sejarah pelan-pelan berhasil menyingkap kabut sejarah itu.

Berikut ini 10 fakta penting tentang kelahiran Sukarno:

#1

Sukarno sendiri menyebut dirinya lahir pada 6 Juni 1901. Hal ini terungkap dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno: penyambung lidah rakyat Indonesia (cetakan pertama 1965). Dalam biografi itu Sukarno bilang, “Hari lahirku ditandai oleh angka serba enam. Tanggal enam, bulan enam.” Dia juga bilang, “karena aku dilahirkan di tahun 1901.”

#2

Sukarno menyebut dirinya lahir menjelang fajar. Kira-kira pukul 05.30 pagi. Karena itulah Sukarno sering mendapat panggilan “Putra Sang Fajar”. “Bersamaan dengan kelahiranku menyingsinglah fajar dari suatu hari yang baru dan menyingsing pulalah fajar dari satu abad yang baru,” katanya dalam Bung Karno: penyambung lidah rakyat Indonesia, terbitan pertama 1965.

#3

Namun, ada versi lain yang menyebut tahun berbeda. Buku induk mahasiswa Technische Hogeschool/TH (sekarang Institut Teknologi Bandung) menyebut Sukarno lahir tanggal 6 Juni 1902. Di situ Sukarno ditulis dengan nama “Raden Soekarno”, lahir di Surabaya, 6 Juni 1902. Namun, Bambang Eryudhawan, arsitek dan juga pemerhati sejarah yang menemukan buku induk tersebut, menganggap tahun yang dicatat oleh buku induk itu bisa saja salah. “Tahun itu salah. Itu lumrah karena biasanya dulu anak yang mau masuk sekolah usianya dibuat muda atau bahkan sengaja dituakan oleh orang tuanya. Kemungkinan besar data itu menggunakan data semasa Sukarno sekolah di HBS Surabaya,” kata Bambang, seperti dikutip Historia.

#4

Sementara Harian Kompas yang terbit pada 5 Oktober 1970 menyebutkan, ada kemungkinan Sukarno lahir sebelum 23 Mei 1901. Versi ini diungkap paman Sukarno, Soemodihardjo. Menurut penuturan sang paman, kelahiran Sukarno ditandai dengan letusan Gunung Kelud pada 23 Mei 1901.

#5

Selain tanggal lahir, ada juga muncul polemik tentang tempat lahir Sukarno. Narasi sejarah zaman Orde Baru menyebut Sukarno dilahirkan di Blitar, Jawa Timur. Tetapi dalam biografi yang ditulis oleh Cindy Adams, Sukarno jelas-jelas menyebut dirinya dilahirkan di Surabaya. Lambert Giebels dalam bukunya, Soekarno, Biografi Politik 1901 – 1950, menyebut Bung Karno dilahirkan di Jalan Pasar Besar, Surabaya. Sedangkan Kapitsa M.S. & DR Maletin N.P, yang menulis buku “Soekarno: Biografi Soekarno”, menyebut Sukarno dilahirkan di Jawa, Surabaya, pada tanggal 6 Juni 1901. Kemudian, buku induk mahasiswa Technische Hogeschool/TH menyebut Sukarno dilahirkan di Surabaya.

#6

Ketika lahir, Sukarno kecil diberi nama Kusno. Nama ini disandang hingga Sukarno berusia belasan tahun. Namun, Kusno sering sakit-sakitan. Hingga, pada usia 11 tahun, Kusno diserang sakit berat: thypus. Ayahanda Sukarno, Raden Sukemi Sosrodiharjo, merasa nama Kusno tidak cocok. Akhirnya, Sukarno ganti nama. Dia diberi nama “Karna”, nama tokoh pahlawan dalam cerita Mahabharata. Dalam bahasa Jawa, huruf “A” menjadi “O”. Sedangkan awalan “Su” berarti baik atau paling baik. Jadilah Sukarno.

#7

Perihal nama, Sukarno ingin ditulis dan disebut “Sukarno”, bukan “Soekarno”. “Soekarno mengikuti ejaan Belanda. Memang, di zaman Belanda, “U” ditulis “OE”. Namun, setelah Indonesia merdeka, pemerintah Republik Indonesia memerintahkan agar semua “OE” dikembalikan “U”. Nama Soekarno menjadi Sukarno. “ Tetapi tidak mudah mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun, jadi dalam hal tanda tangan aku masih menulis Soe,” kata Sukarno di biografinya.

#8

Dalam biografinya, Sukarno menyebut dirinya dilahirkan bersamaan dengan letusan gunung Kelud. “Gunung Kelud, yang tidak jauh letaknya dari tempat kami, meletus. Orang yang percaya kepada tahayul meramalkan, Ini adalah penyambutan terhadap bayi Sukarno,” ceritanya. Untuk diketahui, gunung kelud meletus di tengah malam hingga dini hari antara 22-23 Mei 1901. Apakah Sukarno lahir di tanggal itu? Tentu saja, dalam konteks ini, gunung Kelud hanya penanda. Yang jelas, Sukarno lahir beberapa hari setelah letusan Gunung Kelud.

#9

Saat Ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, melahirkan Sukarno, tidak ada bantuan dari dokter atau tenaga kesehatan profesional. Bahkan tanpa bantuan dukun beranak. “Bapak tidak mampu memanggil dukun untuk menolong anak yang akan lahir. Keadaan kami terlalu ketiadaan. Satu‐satunya orang yang menghadapi ibu ialah seorang kawan dari keluarga kami, seorang kakek yang sudah terlalu amat tua. Dialah, dan tak ada orang lain selain dari orang tua itu, yang menyambutku menginjak dunia ini,” kata Sukarno dalam biografinya.

#10

Sukarno lahir di pembukaan abad ke-20. Saat itu, zaman sedang berganti-rupa. Tatanan dunia lama, yakni kapitalisme dan kolonialisme, sedang digugat. Di Eropa dan Amerika, kaum pekerja dan perempuan sedang memperjuangkan emansipasi. Sementara bangsa terjajah mulai lahir ide dan cita-cita baru: nasionalisme. Gerakan kemerdekaan mulai pasang untuk membebaskan diri dari zaman gelap kolonialisme. Abad 20 juga ditandai dengan lompatan maju ilmu pengetahuan, makanya disebut “Abad Atom” atau “Abad Ruang Angkasa”. Sukarno dilahirkan dan dibesarkan di konteks zaman itu: zaman bergerak.

MAHESA DANU

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid