Sudah lima hari petani dari Lampung Tengah menduduki kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Lampung. Para petani tetap sabar bertahan meski kantor dan pegawainya sedang liburan.
Jumlah petani yang bertahan sekitar 150-an orang. Mereka berasal dari tiga desa di Lampung Tengah, yaitu Sendang Ayu, Padang Ratu dan Surabaya. Mereka menuntut pengembalian lahan mereka yang dirampas PT. Sahang.
Dalam melakukan aksi pendudukan itu, para petani hanya bernaung di bawah lima tenda terpal sederhana. Tenda-tenda itu dibangun di pinggir jalan di depan kantor BPN Lampung di jalan Basuki Rahmad.
“Para petani membawa hasil panen sendiri, seperti singkong, beras, jagung, jagung, dan lain-lain. Itulah yang dipakai untuk tetap bisa bertahan di sini,” ujar Rahmad, aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang mendampingi para petani.
Sedangkan untuk kebutuhan MCK, para petani harus rela berjalan kaki untuk mencari WC umum. Kalau malam hari, petani hanya mengandalkan penerangan seadanya. Mereka juga hanya mengandalkan terpal sebagai alas tidur.
Sementara itu, terkait tuntutan para petani perihal status tanah, pihak BPN belum memberikan respon berarti. Bahkan BPN tidak mengabarkan sama sekali proses penyelesaian konflik agraria yang dihadapi kaum tani itu.
“Sampai saat ini kita baru tahu perihal adanya penerbitan dua SK, yaitu SK nomor 590/01734/03/2012 tentang penetapan eks HGU PT. Sahang sebagai tanah negara dan SK nomor 590/0173.B/03/2012 tentang identifikasi tanah terlantar. Kedua tembusan surat itu sudah kami terima,” kata Rahmad.
Namun demikian, para petani tidak akan beranjak jikalau belum memegang SK tentang pengembalian lahan eks HGU PT. Sahang kepada petani.
“Sudah bertahun-tahun warga bersabar di kampung, menunggu. Karena itu, kami tak akan pulang ke kampung sampai ada keputusan BPN,” ujar Hamid, seorang petani yang juga Ketua PRD Lampung Tengah.
Para petani yang melakukan aksi pendudukan ini bergerak di bawah panji-panji PRD. Selain itu, aksi pendudukan ini juga didukung penuh oleh organisasi mahasiswa progressif, yaitu Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND).
SADDAM CAHYO, Kontributor BO Wilayah Lampung
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid