PT. Freeport Dianggap Lecehkan Bangsa Indonesia

Anggota Bidang Hubungan Industrial PUK-SPSI PT. Freeport Indonesia Airan Koibur menganggap PT. Freeport telah melakukan sejumlah tindakan yang sifatnya melecehkan bangsa Indonesia.

Beberapa tindakan itu, kata Koibur, adalah mengabaikan tuntutan kesetaraan upah, membiarkan terror dan intimidasi, dan tidak menghadiri undangan DPR-Papua untuk menyelesaikan masalah.

Pernyataan ini dilontarkan Koibur saat menghadiri sebuah diskusi di kantor Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI) di Jakarta, Sabtu, 8 Oktober 2011.

Pemogokan buruh PT. Freeport sudah berlangsung sejak 19 September lalu. Tuntutan utama para pemogok adalah soal kesejahteraan, khususnya soal kesetaraan upah.

Pasalnya, menurut Koibur, upah yang diterima pekerja Indonesia di PT. Freeport jauh lebih rendah dibanding upah pekerja tambang lain di seluruh dunia. “Padahal, resiko yang mesti diterima pekerja Indonesia sangat tinggi karena bekerja di kedalaman 4.200 meter,” katanya.

Pada tahun 2006, PT. Freeport membayar pekerjanya di Amerika Utara sebesar $10,70/jam, lalu di selatan sebesar $10,10/jam, sedangkan di Indonesia hanya $0,98/jam.

Pada tahun 2010, pembayaran upah rata-rata mencapai $66,43/jam, sementara di Indonesia masih berkisar $4,42/jam. “Perbedaan upah antara pekerja Freeport di luar dan di Indonesia seperti langit dan bumi,” kata Koibur.

Koibur juga mencatat ada begitu banyak praktek intimidasi dan tekanan terhadap serikat pekerja di PT. Freeport Indonesia. Diantaranya: upaya penembakan terhadap ketua SPSI PT. Freeport Indonesia pada 11 September lalu, penghilangan hak karyawan, hingga penggantian karyawan yang sedang melakukan pemogokan.

Lebih parah lagi, berbagai bentuk intimidasi dan tekanan terhadap pekerja ini didukung, bahkan dilakukan, oleh anggota Kepolisian/Brimob RI.

Sementara itu, merespon perjuangan buruh PT. Freeport, Ketua Umum GSBI Rudy HB Daman melontarkan rencananya melayangkan surat protes langsung kepada pimpinan PT. Freeport Indonesia di New Orleans, Amerika Serikat.

Selain itu, kata Rudy, GSBI juga akan bersurat kepada Menteri Tenaga Kerja RI dan Presiden RI supaya mengambil sikap tegas terkait persoalan ini. Bahkan GSBI berencana akan menggelar aksi massa di kantor PT. Freeport Indonesia di Jakarta, Kedutaan besar Amerika Serikat, Kantor Menakertrans RI, dan Istana Negara.

1 Comment

  1. kami bagaikan anak (Tiri) yang mengemis meminta warisan .. padahal kami adalah (Kandung) yg berhak dan layak mendapatkan HAK kami

    we are like children who beg stepmother heritage .. when we are siblings who are entitled and deserve our RIGHTS

Leave a Response