PSK dan Pengamen Bentuk Organisasi Perjuangan

Di sebuah perkampungan kumuh di pinggir sungai Kali Jagir, Surabaya, ratusan orang sudah berkumpul. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan yang sudah paruh baya. Ada pula sejumlah pemuda dengan raut wajah yang agak kusut.

Mereka adalah PSK dan pengamen di Surabaya. Pada hari itu, para PSK dan pengamen bersepakat mendirikan organisasi perjuangan masing-masing. Para PSK membentuk Organisasi Wanita Pemberani (OWABRA), sedangkan para pengamen membentuk Organisasi Pengamen Jalanan (OPJ).

Siti, ketua OWABRA yang baru terpilih, mengatakan bahwa organisasi ini akan berguna bagi perjuangan PSK dalam mengangkat martabatnya. “Kami sering dipandang sebagai sampah masyarakat, tetapi sedikit sekali yang memandang kami sebagai korban dari kebijakan pemerintah,” katanya.

Siti mengakui bahwa alasan mereka membentuk organisasi adalah untuk melawan intimidasi dari instansi tertentu. Ketika mereka sedang bekerja, ada saja pihak-pihak yang berusaha mengeksploitasi mereka.

Hal serupa juga diakui Romlah, aktivis Owabra lainnya. Kata Romlah, mereka sering ditangkapi dan terkena razia oleh Satpol PP dan kemudian diperlakukan sewenang-wenang. “Kami sebetulnya tidak suka pekerjaan ini, tetapi negara juga tidak memberi kami pekerjaan yang lebih layak,” katanya.

Nasib serupa juga dirasakan kaum pengamen. Masruk, misalnya, kalu sedang mengamen, ia sering dikejar-kejar Satpol PP. Dengan pendirian organisasi pengamen ini, Masruk dan kawan-kawannya berharap bisa ada alat atau wadah untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Perlu membangun organisasi-organisasi rakyat

Menurut Mislan, ketua Organisasi Rakyat Stren kali, pendirian kedua organisasi baru ini tidak bisa dilepaskan dari upaya pengorganisiran para aktivis SRMI–yang sebagian besar adalah juga kader PRD.

Saat pendeklarasian kedua organisasi ini, pimpinan PRD Jawa Timur dan Komite Kota Surabata pun hadir. Budi Santoso, selaku ketua KPW PRD Jatim, didapuk untuk memberikan kata sambutan pertama.

“Kita butuh banyak organisasi rakyat. Bahkan, seluruh rakyat harus diorganisasikan. Sebab, hanya dengan organisasilah massa rakyat bisa menyelesaikan tuntutan mendesaknya,” tegasnya.

Tetapi berorganisasi saja tidak cukup, kata Budi Santoso, rakyat harus melakukan perjuangan politik untuk mencapai tujuan-tujuan strategisnya: keadilan sosial.

Orasi Budi Santoso ini segera mendapat tepuk tangan gemuruh. Selain Budi Santoto, hadir pula pengurus-pengurus PRD Jatim dan kota Surabaya yang lain: Hendraven Saragih (Sekretaris KPW Jatim), Samirin (ketua KPK Surabaya), dan Lutfi Ariansyah (Sekretaris KPK).

Hadir pula pimpinan-pimpinan ormas seperti Ketua SRMI Kota Surabaya Agustinus dan ketua FNPBI Jatim Supriadi Prasetyo.

Menurut rencana, dari hasil konsolidasi ini, ditambah dengan kekuatan dari massa PRD dan ormas-ormas sekawannya, akan dipersiapkan menuju aksi ‘Hari Buruh Sedunia”.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid