PRD Kecam Penembakan Buruh PT. Freeport

JAKARTA (BO)- Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik (KPP-PRD) mengecam keras penembakan terhadap pekerja PT. Freeport  di Mimika, Papua, Senin (10/10).

“Tindakan kepolisian ini sungguh diluar batas. Selain terlibat sangat jauh dalam hubungan industrial, Polisi telah memposisikan diri sebagai alat perusahaan asing untuk menghadapi rakyat sendiri,” kata Agus Jabo Priyono, Ketua Umum PRD.

Menurut Agus Jabo, kejadian itu merupakan imbas dari tidak dilaksanakannya pasal 33 UUD 1945 secara murni dan konsekuen. “Kehadiran PT. Freeport adalah simbol rekolonialisme di Indonesia. Mereka menjarah kekayaan alam kita dan membayar murah para pekerja kita,” tegasnya.

Dalam siaran persnya, Agus Jabo juga menyesalkan absennya pemerintah pusat dalam menangani persoalan antara pekerja versus PT. Freeport. Pemerintah mestinya bisa melakukan tekanan terhadap PT. Freeport untuk memenuhi tuntutan pekerja.

“PT. Freeport itu harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, termasuk aturan ketenaga-kerjaan yang ada di Indonesia,” tegas Agus Jabo dalam siaran persnya.

Ia juga berharap bahwa kejadian ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk meninjau ulang eksitensi perusahaan asing di Indonesia. “Selama ini, pembagian keuntungan antara PT. Freeport dan pihak Indonesia sangat merugikan pihak Indonesia. Kita cuma dapat 1%, sedangkan Freeport dapat 99%,” ungkap Agus Jabo.

Ia mendesak pemerintah, kalau pun belum siap untuk melakukan nasionalisasi, ada baiknya segera melakukan renegosiasi kontrak karya.

Ada beberapa point yang mendesak diperjuangkan, kata Agus Jabo, diantaranya: pembagian keuntungan yang lebih adil, soal cost recovery, kepastian alih-teknologi, dan pelibatan serikat pekerja dalam manajemen.

Untuk diketahui, telah terjadi penembakan terhadap para pekerja PT. Freeport yang sedang menggelar pemogokan. Penembakan itu menyebabkan 1 orang tewas dan tujuh orang mengalami luka parah.

Korban tewas adalah seorang pekerja bernama Petrus Ayamiseba (35 thn). Sedangkan korban luka tembak teridentifikasi bernama Leo Wandagau, Chary Suripto, Alius Komba, Melkias Rumbiak, Yunus Ngulul Duang, Philiton Kagoya, dan Ahmad Mustofa.

1 Comment

Leave a Response