Pengamat: Kasus Sebelumnya Tak Tuntas, Penembakan Kembali Berulang

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Mulyana W Kusumah, menilai, tidak adanya akselerasi dalam pengungkapan kasus-kasus penembakan terhadap polisi sebelumnya, menyebabkan dampak terulangnya kejadian serupa terhadap Bripka Sukardi.

“Anggota Polri yg tengah bertugas, masih tetap dihadapkan pada situasi keterancaman tinggi ,tanpa jaminan proteksi yg memadai,” kata Mulyana di Jakarta, Rabu (11/9/2013).

Menurut Mulyana, penembakan terhadap Bripka Sukardi dipastikan dilakukan oleh kelompok bersenjata yang cukup kuat dan kini masih beroperasi di Jakarta.

“Sesuai pantauan CCTV, para pelaku adalah orang-orang  terlatih menggunakan senjata api, memiliki mobilitas tinggi, keberanian luar biasa dan mempunyai kapasitas bekerja secara tim dengan desain perencanaan tertentu,” paparnya.

Mulyana mengatakan, target kelompok bersenjata ini tidak sekadar menggunakan ancaman kekerasan, akan tetapi membunuh Polisi yang sedang  bertugas. Dalam kasus penembakan Bripka Sukardi, pelaku tidak tidak hanya melakukan penembakan horizontal, tetapi juga melakukan eksekusi dengan penembakan vertikal yang mengakibatkan kematian.

“Dalam pengungkapan pelaku penembakan Bripka Sukardi, Polri seharusnya melakukan analisis dan evaluasi yang lebih terbuka pada semua kemungkinan, tidak terfokus secara kaku pada kelompok-kelompok dalam jaringan terorisme,” tandasnya.

Ia juga mendesak Polda Metro Jaya segera meningkatkan intensitas dan ektensivitas perburuan terhadap kelompok pelaku penembakan. “Harus ada perintah lebih tegas, anggota Polri yang menjalankan tugas perlu bekerja dalam bentuk tim yang lebih siaga terhadap kemungkinan menjadi korban kekerasan bersenjata api,” ujarnya.

Mengingat dala kasus penembakan Bripka Sukardi disaksikan banyak orang, yakni ada sekitar 12 orang, Mulyana berharap agar Polri bukan hanya memaksimalkan keterangan saksi untuk menggali informasi, juga memberi perlindungan pada para saksi.

Ia juga mengingatkan agar kinerja profesional Polri harus ditunjukkan dengan tidak terjebak dalam wacana spekulatif atau meng-komunikasikan dugaan dini tentang motif dan identifikasi kelompok pelaku.

“Tetap terbuka kemungkinan kelompok pelaku adalah kelompok yang sama atau mempunyai hubungan erat dengan kelompok pelaku penembakan sebelumnya, atau justru kelompok bersenjata yang berbeda dengan  motif dan tujuan berbeda,” kata Mulyana.

Mahesa Danu

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid