La Paz, Berdikari Online – Kehadiran industri pabrik lithium karbonat pertama di Bolivia terpastikan setelah para menteri dan pimpinan militer menyelesaikan inspeksi teknis ke kawasan tersebut. Lithium merupakan logam dasar pembuat baterai yang menjadi tren dunia dengan kendaraan listriknya.
“Kita telah membuat kemajuan dalam proyek yang banyak orang berpikir tidak akan berhasil. Tapi hari ini memverifikasi kenyataan yang luar biasa, secara praktis memulai ujicoba pabrik produksi lithium karbonat,” kata Menteri Pertambangan dan Energi Bolivia, Franklin Molina sebagaimana dilaporkan Prensa Latina.
Molina menjelaskan bahwa progres kerja dari perusahaan milik negara Yacimientos de Litio Bolivianos (YLB) menunjukkan komitmen dari pemerintahan Luis Arce, yang mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk merampungkannya.
Sebagaimana diketahui, Luis Arce adalah Presiden Bolivia yang sebelumnya pernah menjadi Menteri Ekonomi dan Keuangan pada masa kepresidenan Evo Morales. Pembangunan pabrik lithium di negeri pemilik deposit lithium terbesar di dunia ini telah diinisiasi oleh Evo Morales sebelum ia dikudeta. Evo membuat pilot project
Molina menambahkan bahwa perkembangan ini penting karena lithium karbonat, mobilitas elektro dan transisi energi merupakan kesatuan tema dari industri pengolahan awal yang akanmeningkatkan pendapatan, serta menyediakan lapangan kerja secara langsung maupun tidak langsung di wilayah Llipi, Potosi.
Ia menjelaskan bahwa strategi pembangunan termasuk “proyek lainnya seperti pabrik dengan teknologi Direct Lithium Extraction (DLE) untuk meningkatkan kapastias produksi”, kata Molina.
Potosi pernah menjadi kota terkaya di dunia beberapa abad lampau saat kolonial Spanyol menemukan cadangan perak dalam jumlah besar di tempat yang dinamakan “Pegunungan Kaya”. Namun kekayaan tersebut tidak pernah dinikmati rakyat Bolivia.
Akhir-akhir ini, ketika lithium menjadi komoditi berharga di dunia, Potosi kembali menjadi wilayah penting dengan cadangan mineral berharga tersebut. Kali ini pemerintah Bolivia memutuskan untuk melindungi kekayaan negerinya serta meningkatkan nilai tambah melalui produksi baterai.
(Dom)