SAMARINDA (BO): Sedikitnya 30-an aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menggelar aksi massa di perempatan Mal Lembuswana Samarinda, Jumat (9/3/2012). Mereka menolak kenaikan harga BBM dan TDL.
“Kenaikan harga BBM adalah pesanan imperialis. Mereka berkeinginan meliberalkan sektor migas Indonesia, dari hulu sampai ke hilir,” kata Ketua LMND Samarinda, Darboy, dalam aksi sore tadi.
Darboy menjelaskan, tata-kelola sektor migas saat ini sangat melenceng dari semangat pasal 33 UUD 1945. Akibatnya, kekayaan migas Indonesia hanya dinikmati oleh segelintir korporasi asing.
“80-90% ladang migas Indonesia dikuasai oleh pihak asing. Dan, sekarang ini, mereka menghendaki liberalisasi sektor hilir. Jadinya, SPBU asing bisa berdiri di seantero Indonesia,” ungkapnya.
Celakanya, kata Darboy, agenda liberalisasi ini coba ditutupi oleh pemerintah dengan alasan-alasan klise, seperti defisit APBN, kenaikan harga minyak dunia, dan subsidi salah sasaran.
“Itu semua kebohongan belaka. Agenda liberalisasi itu terpampang jelas di UU nomor 22 tahun 2001 tentang migas,” tegas Darboy.
Dalam seruan politiknya, LMND Samarinda mendesak agar pengelolaan energi, termasuk migas, di Indonesia segera mengacu pada semangat pasal 33 UUD 1945.
Sebelum menggelar aksi di depan Mal Lembuswana, puluhan anggota LMND ini menggelar mimbar bebas di kampus Politeknik Pertanian Negeri (Poliagro) di Samarinda seberang.
RAHMAN
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid