Puluhan aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menggelar aksi solidaritas untuk rakyat Bima di perempatan MTQ Kendari, siang (27/12) tadi. Mereka mengutuk kekerasan polisi saat menangani aksi protes rakyat Bima.
Dengan bertelanjang dada dan melumuri badannya dengan cat merah, aktivis LMND ini menggelar aksi teatrikal di tengah jalan. Mereka berusaha menggambarkan keberpihakan aparat keamanan kepada pemilik modal.
“Polisi mestinya menjadi alat negara untuk melindungi rakyat. Akan tetapi, karena mereka sekarang memihak kepada modal, maka senjata kepolisian diarahkan kepada massa rakyat,” ujar Dedy, salah seorang aktivis LMND Kendari.
Dalam aksinya, aktivis LMND juga membawa poster bergambar sejumlah pejabat tinggi Polri, seperti Kapolri dan Kapolda NTB. Mereka mendesak agar pejabat-pejabat tinggi kepolisian tersebut dicopot dari jabatannya.
Dalam pernyatannya, LMND menyerukan perlunya pembentukan Panitia Penyelesaian Konflik Agraria Nasional. Panitia ini, kata mereka, akan bertugas menyelesaikan berbagai konflik dan tata-kelola agraria di Indonesia.
LMND juga menyerukan pencabutan semua UU yang melegalisir masuknya modal asing merampas dan mengeruk kekayaan alam nasional. Para aktivis juga mendesak agar UU Pokok Agraria (UUPA) 1960 segera dijalankan secara murni dan konsisten.
Di ujung aksinya, puluhan aktivis LMND ini membakar foto Kapolri, Kapolda NTB, Kapolresta Bima, dan Bupati Bima. Mereka meneriakkan agar pejabat-pejabat dimaksud segera turun dari jabatannya dan segera diadili.
ISMAR INDARSYAH
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid