Dua Kekuatan Berhadapan di Pemilu Zimbabwe, Incumbent Dituduh Curang

Dua kekuatan politik paling berpengaruh akan berhadapan dalam Pemilu Zimbabwe 23 Agustus 2023 mendatang. ZANU-PF yang merupakan partai nasionalis progresif di bawah pimpinan Mnangagwa akan mempertahankan kekuasaannya dari Partai Koalisi Warga untuk Perubahan (CCC), sebuah partai beraliran sosial democrat, yang dipimpin oleh Nelson Chamisa.

Pilpres Zimbabwe akan diikuti oleh 11 calon presiden, namun hanya dua calon tersebut di atas yang diperhitungkan.  Jumlah ini jauh berkurang dibandingkan pilpres sebelumnya yang mencatatkan 23 kandidat. Berkurangnya jumlah kandidat ini sehubungan dengan semakin beratnya syarat pencalonan, dari sebelumnya menyetorkan dana sejumlah 1,000 $ menjadi 20,000 $.

Media Newszimbabwe.com melaporkan tensi politik meningkat menjelang Pemilu sehubungan dilarangnya calon oposisi melaksanakan kampanye tiga minggu sebelum pemilihan. Sebuah pengadilan di Zimbabwe memutuskan melarang kampanye tersebut karena alasan teknis yaitu tempat kampanye yang tidak layak. Keputusan ini menuai protes besar-besaran dari oposisi. Selain pelarangan kampanye ini, CCC mengaku menghadapi intimidasi di lapangan.  

Chamisa, dalam lewat akun twitter-nya, menyampaikan situasi yang dialaminya seakan lelucon pengulangan sejarah. Ia memposting berita tahun 1980 saat partai ZANU-PF memprotes kecurangan partai berkuasa saat itu, United Africa National Council (UANC). Saat ini, ZANU-PF menjadi partai berkuasa dan dianggap melakukan kecurangan terhadap CCC. Pemilu terakhir negeri di selatan Afrika ini diselenggarakan tahun 2018 dengan kemenangan tipis Mnangagwa atas Chamisa. Selama pemerintahannya Mnangagwa dinilai menjalin hubungan yang semakin dekat dengan Tiongkok. (dom)

Leave a Response