Satu lagi kabar miris datang dari dunia kesehatan kita. Sunarjo, seorang pasien miskin, meninggal dunia setelah sempat ditelantarkan di RSU Margono Soekarjo Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (1/3/2012).
Awalnya, Sunaryo diantar ke RSU Margono sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, kondisi Sunaryo mulai kritis. Namun, sesampainya di rumah sakit, ia tidak di bawah ke ruangan UGD, melainkan ke ruangan poli.
“Karena tidak tahu, keluarga ikut saja arahan petugas rumah sakit,” kata Chike Fitria, aktivis Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) yang mendampingi Sunaryo.
Itupun, ketika mau ke ruangan poli, pihak keluarga disuruh mendaftar dulu di loket umum. Sunaryo baru bisa mendapatkan kamar sekitar pukul 13.30 WIB.
“Saat itu kondisi pasien sudah sangat lemas. Kadar HB-nya nol, nafas tersengal-sengal, dan mulai tidak sadar,” ungkap Chieka.
Akhirnya, pada pukul 22.30 WIB, sang pasien pun meninggal. Menurut pengakuan keluarga pasien kepada Chieka Fitria, pasien meninggal karena kesalahan prosedur dan terlambatnya penanganan dari pihak rumah sakit.
“Mestinya di bawa ke UGD, malah di bawah ke poli. Itupun pasien dibiarkan menunggu dalam posisi duduk,” kata Chieka.
Masalah tidak berhenti di situ. Setelah pasien meninggal, pihak rumah sakit pun tidak mengarahkan keluarga pasien untuk mengurus administrasi. Selain itu, keluarga pasien juga disuruh membayar biaya pelayanan UGD sebesar Rp700 ribu.
Pihak keluarga, yang didampingi aktivis Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), berencana meminta pertanggung-jawaban pihak rumah sakit terkait keteledoran dan pengabaian terhadap pasien miskin.
ANDI NURSAL
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid